Komentar Atas Film Horor The Night Karya Sutradara Iran Kourosh Ahari

Jumat 05-11-2021,08:39 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Adegan Repetitif yang Meneror

SETELAH debat panjang, mereka kebingungan mencari arah pulang. Pasangan Babak, Neda, dan bayi mereka, Shabnam, memutuskan bermalam di hotel bernama Normandie. Itu menjadi solusi yang membawa mereka dalam fenomena-fenomena ganjil di dalamnya.

Malam memiliki arti masing-masing bagi tiap pribadi. Banyak pemikir mendedikasikan malam untuk refleksi dan mencari kebenaran. Malam bisa jadi waktu paling indah bagi pekerja keras, untuk berterima kasih kepada tubuh yang lelah. Malam juga bisa menjadi sahabat bagi pengangguran sekedar menghindari omelan dan cemooh tetangga. 

Namun malam juga bisa berarti teror dan menakutkan. Kita mengenal malam 1 Suro, malam Jumat Kliwon, malam Hallowen, dan sebagainya. Sejak abad ke-16, masyarakat Eropa akrab dengan istilah witching hour. Antara jam 3 sampai jam 4 dini hari. Itu dipercaya sebagai saat kekuatan supranatural meningkat. Ketika batas antara dunia hidup dan mati benar-benar tipis.

The Night (2020) karya sutradara Iran Kourosh Ahari tampaknya mengadopsi witching hour untuk memulai terror. Babak (Shahab Hosseini) terbangun karena tangis anaknya pukul 3:06.

Namun jangan mengharap ada monster dan setan berkeliaran. Atau darah berceceran. Dengan cerdik, thriller ini menghadirkan ketegangan melalui reaksi pemain saat menanggapi kejadian. Serta dialog dengan sosok-sosok yang hadir secara wajar. Namun penuh kemisteriusan.

Premis IMDb untuk film ini berbunyi, ’’Sepasang suami istri Iran yang tinggal di AS terjebak di dalam hotel ketika peristiwa berbahaya memaksa mereka untuk menghadapi rahasia yang ada di antara mereka. Di malam yang tidak pernah berakhir.’’ Saya menyadari, bahwa film ini bertema pernikahan dengan problematikanya. Dibungkus dengan indah melalui genre thriller-misteri.

Dengan kepiawaian mereka, Kourosh Ahai (sutradara sekaligus penulis) dan Milad Jarmooz (penulis) mengolah The Night untuk dapat dinikmati penikmat ketegangan maupun yang menginginkan cerita lebih dalam. Buat kelompok kedua, tentu harus teliti mengikuti dialog yang penuh simbol. Kekurangan film ini adalah terlalu cepat mengungkap rahasia Neda. Sehingga penonton dengan gampang menebak apa rahasia yang disembunyikan Babak.

Saya sangat menyukai beberapa adegan repetitif namun berbeda yang ditempatkan sangat baik. Sehingga memberi efek ketegangan dan misteri dengan layer yang makin pekat. Lewat adegan repetitif juga, Babak kembali bangun pukul 3:02. Untuk kembali menghadapi teror, kembali di saat wiching hour, di lapisan cermin lain, di malam yang tiada henti.

Nico Tan, freelancer

 

Mengingatkan Pada The Shining 

SUAMI istri Babak Naderi (Shahab Hosseini) dan Neda (Niousha Noor) sempat terpisah selama 5 tahun. Saat itu, Babak merintis kehidupan baru di AS, sedangkan Neda tetap tinggal di tanah kelahiran mereka, Iran. Selama 5 tahun itu, sisi sisi gelap kehidupan menghampiri mereka. Sisi gelap yang berusaha keras ditutupi. Namun menjadi penjara bagi jiwa-jiwa gelisah ini.

Bagi saya, The Night adalah film horor yang minimalistik. Berbeda dengan horor karya sineas Hollywood yang umumnya menggempur indera penonton dengan adegan kagetan murahan. Atau visualisasi sadis berdarah-darah. Film perdana Kourosh Ahari ini mencengkeram rasa takut penonton secara perlahan-lahan. Sejalan dengan makin kelam dan janggalnya situasi yang meneror pasangan suami istri dan bayi mereka, Shabnam.

Terjebak di suatu tempat atau situasi adalah salah satu premis favorit di genre horor. Baik dengan pendekatan psikologis maupun supranatural. Tidak heran, di pertengahan film, saya mendapati kemiripan tema dengan salah satu film horor monumental Stanley Kubrick, The Shining.

Dengan premis yang sudah umum dan alur penuturan yang lambat, tentu butuh elemen kuat untuk membuat penonton tetap duduk di kursinya. Dan elemen itu adalah akting prima dari pasangan Shahab Hosseini dan Niousha Noor. Mereka sukses meyakinkan penonton, bahwa teror yang mereka hadapi nyata. Sehingga suasana mencekam bisa tercipta dengan sempurna.

Sinematografer Maz Makhani juga berhasil membangun suasana kelam Hotel Normandie sebagai wujud teror utama. Suasana itu bahu membahu dengan elemen akting. Menjadikan The Night sebagai salah satu film yang tidak boleh dilewatkan pencinta sinema horor.

Edwin Santioso, karyawan swasta

 

Rahasia Malam dan Pernikahan 

RASA letih dan waktu yang telah beranjak tengah malam memaksa Babak Naderi (Shahab Hosseini) dan istrinya, Neda (Niousha Noor) membelokkan mobil mereka ke sebuah hotel. Mereka memutuskan beristirahat di hotel dengan suasana temaram tersebut.

Ternyata, semalam di hotel tersebut menjadi satu malam penuh kengerian bagi pasutri asal Iran tersebut. Malam yang tak bakal dilupakan Babak. Malam yang mengubah hidup dan pandangan Babak terhadap liku-liku kehidupan dan rahasia di dalamnya.

The Night (2020) saya pikir adalah sebuah rahasia gelap dalam hidup yang dituangkan Kourosh Ahari, yang berbanding lurus dengan pekatnya malam. Meski hanya semalam, waktu yang hanya sebentar itu bisa dan mampu mengubah hidup.

Dalam hal ini, yang dituju Kourosh adalah hubungan Babak dan Neda dalam biduk rumah tangga. Meski sudah bersatu dalam pernikahan, namun kadar gelap setiap suami atau istri masih tersisa. Apakah pasangan ini mau meleburkan kegelapan itu? Ataukah keukeuh bertahan dengan alasan egois, takut, atau semacamnya?

Setiap tindakan pasti ada konsekuensinya. Jujur, meski menyakitkan, adalah yang terbaik. Namun tetap menyimpan rapat rahasia juga merupakan pilihan. Risiko dari dua pilihan itu pastilah berbeda. The Night adalah kejujuran yang terkurung dalam suatu kebohongan. Bila ingin melihatnya, cermin jadi jawabannya.

Bagas Denpa, Penulis

 

Tags :
Kategori :

Terkait