Mobil listrik bergerak dengan tenaga listrik yang disimpan dalam baterai mobil. Karena itu dinamakan Battery Electrical Vehicle (BEV).
Sedangkan listrik pada mobil hidrogen dihasilkan dari gas hidrogen yang ditampung dalam tabung di dalam mobil.
Gas ini kemudian direaksikan dengan oksigen dari udara sekitar pada sebuah alat yang bernama fuel cell stack.
Listrik akan dihasilkan dari proses elektrokimia itu. Karena itulah mobil hidrogen dikenal dengan nama Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
Sedangkan listrik pada mobil hidrogen dihasilkan dari gas hidrogen yang ditampung dalam tabung di dalam mobil.
Gas ini kemudian direaksikan dengan oksigen dari udara sekitar pada sebuah alat yang bernama fuel cell stack.
BACA JUGA:Suzuki Smart Hybrid Segera Meluncur, Begini Cara Kerja dan Teknologi yang Dikembangkan Suzuki
Listrik akan dihasilkan dari proses elektrokimia itu. Karena itulah mobil hidrogen dikenal dengan nama Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
Sudah jamak diketahui jika mobil listrik memiliki banyak sekali keunggulan dibanding mobil ber-BBM.
Terutama karena mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang karbon yang menjadi isu utama kerusakan lingkungan dan efek rumah kaca, yang bertanggung jawab pada perubahan iklim (climate change).
Harga mobil listrik yang selangit di awal, kini sudah jauh lebih murah. Bahkan sebuah pabrikan China memasarkan mobil listrik dengan harga Rp60 jutaan saja.
”Fuel cell dan hidrogen merupakan sumber energi masa depan. Kita berharap riset di bidang ini terus berkembang dan mendapat dukungan maksimal supaya Indonesia tidak ketinggalan dari negara lain,” kata Dr Dedi Rohendi. (Masayu Indriaty Susanto/Sumeks.co)