“Selain modernisasi, mimpinya adalah warga merasakan peradaban transportasi di Jabodetabek. Warga bisa menikmati peradaban angkutan umum seperti yang ada di Jakarta sehingga naik angkutan umum menjadi gaya hidup perkotaan. Setelah layanan setara (antara layanan angkutan umum di Jakarta dan di Bodetabek), kemudian konektivitas dan aksesibilitas bisa terwujud. Sehingga melalui digitalisasi, warga yang sedang melakukan perjalanan, tidak ada hambatan,” ujar Tatan.
BACA JUGA:Keren, 2 Siswa MAN 2 Kota Pekanbaru Lolos Seleksi Pertukaran Pelajar ke Amerika Serikat
Untuk mewujudkan hal ini, menurut Tatan, harus ada kolaborasi Pemerintah Pusat dengan pemerintah daerah.
Dirinya juga mengajak masyarakat dan para pimpinan daerah untuk menguatkan paradigma bahwa pembangunan angkutan umum adalah sebuah investasi karena mempunyai multiplier effect (efek berganda) yang besar.
Komisaris PT Kodjari yaitu operator dan investor BISKITA Trans Pakuan, Dewi Jani Tjandra mengatakan, kehadiran Biskita yang terintegrasi, tepat waktu, aman, nyaman dan lancar telah membangun kultur baru bertransportasi di Kota Bogor.
BACA JUGA:Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Diberangkatkan 4 Juni, Menag Ingatkan Jajarannya
Kini penumpang lebih tertib antri dan menjaga kebersihan. Sementara sopir Biskita yang merupakan mantan sopir angkot juga mengalami transformasi karena lebih melayani penumpang dengan prinsip 3 S yaitu sapa, senyum dan solusi.
“Kehadiran Biskita sudah lama kami impikan. Masyarakat Bogor sangat mencintai Biskita karena sudah menjadi kebutuhan. Warga merasakan betul layanan Biskita sehingga load factor semakin hari semakin naik. Biskita membangun kultur baru bertransportasi di kota Bogor. Saya apresiasi BPTJ atas program ini dan semoga ke depan, bisa terintegrasi dari Bogor ke Bekasi dan Depok,” ujarnya.
BACA JUGA:JIS Gelar Shalat Idul Fitri 2022, Lokasinya di Ramp Barat, 150 Personel Satpol PP Dikerahkan
Dampak kehadiran Biskita Trans Pakuan juga dirasakan Komunitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor Irna Kusumawati. Namun, dirinya juga memberi catatan yaitu agar fasilitas penunjang bagi penumpang terutama jalur pedestrian atau trotoar terintegrasi dengan fasilitas halte.
“Kami apresiasi program Biskita. Antusias warga Bogor naik angkutan umum sangat tinggi. Namun, fasilitas halte mohon dioptimalkan agar terintegrasi dengan pedestrian. Suksesnya pengembangan angkutan umum salah satunya terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kaki. Penumpang angkutan umum adalah pejalanan kaki,” pungkasnya.