JAKARTA, DISWAY.ID - Rektor UIC Musni Umar ungkap adanya dugaan rekaya politik untuk merusak citra Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Musni Umar ungkapkan sejumlah aksi yang terjadi belakangan ini merupakan cara untuk merusak elektabilitas Anies Baswedan.
Lanjut Musni Umar, sejumlah aksi itu yakni mulai dari munculnya FPI Reborn, HTI hingga napiter yang lakukan deklarasi untuk mendukung Anies untuk melaju ke Pilpres 2024.
Organisasi terlarang itu mendadak bermunculan seolah untuk membuat nama Anies tercoreng dalam membangun DKI Jakarta.
“Berbagai cara dilakukan untuk rusak citra positif Anies yang sukses bangun DKI,” ujar Musni Umar, dikutip dari Twitternya, Kamis, 9 Juni 2022.
Diketahui sebelumnya munculnya FPI reborn dan eks HTI itu diduga merupakan massa suruhan.
Musni Umar menjelaskan jika dengan munculnua FPI reborn, umat seolah dibohongi.
BACA JUGA:Polresto Jakbar Beri Bantuan Operasi Bibir Sumbing
Padahal DPP FPI telah menegaskan belum menyatakan sikap untuk mendukung Anies Baswedan.
Kemudian aksi selanjutnya yakni acara deklarasi Anies mendadak ada benedera organisasi terlarang HTI yang berkibar.
Musni Umar pun menduga ini hanya sebuah rekaya sehingga mencuri perhatian orang awam hingga membuat nama Anies menjadi jelek.
“1) FPI Reborn, umat dibohongi mau doa di Monas, ternyata dukung Anies. 2) Deklarasi Anies Capres di Hotel Bidakara, disebut ex HTI, FPI dan Napiter. Saya duga rekayasa politik. yang awam politik diperalat untuk rusak Anies,” imbuhnya.
Sebelumnya, bendera mirip organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkibar di acara deklarasi Anies Baswedan jadi calon presiden (Capres) 2024.