JAKARTA, DISWAY.ID-Istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya dalam unggahan menuliskan tentang perbedaan kata Khusnul Khotimah dan Husnul Khotimah.
Atalia menuliskan bahwa Khusnul Khotimah adalah meninggal dalam keadaan dihinakan atau direndahkan. Sedangkan Husnul Khotimah adalah meninggal dalam keadaan terbaik.
Atalia menuliskan itu seraya memohon doa agar putera sulungnya Emmeril Khan Mumtadz atau Eril meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah.
Lalu apa ciri-ciri orang yang meninggal dalam keadaan husnul Khotimah. Berikut melansir Islampost, adalah ciri-ciri mati syahid dalam keadaan husnul khotimah.
Ada yang menyebut jenazah akan menampakkan raut senyum, berwajah bersih hingga harum baunya.
Dilansir dari Elbalad, tanda husnul khotimah bisa dilihat dari riwayat kehidupan almarhum atau almarhumah saat masih hidup.
Seberapa besar kebaikannya kepada sesama, seberapa besar sumbang asihnya kepada agama, tanah air, keluarga, hingga masyarakatnya.
BACA JUGA: Ini Agenda Proses Pemakaman Eril, Warga Boleh Takziah di Gedung Pakuan Minggu Malam
1. Ciri-ciri husnul khotimah: Kesaksian orang-orang sekitar yang masih hidup
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa kesaksian kerabat atau orang-orang di sekitarnya adalah salah satu tanda dari husnul khotimah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ
“Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Siapa yang telah kalian puji dengan kebaikan, maka telah wajib baginya surga. Dan siapa yang telah kalian cela dengan keburukan, maka telah wajib pula baginya neraka. Kalian adalah syuhada`ullahi (para saksi Allah) di muka bumi, kalian adalah syuhada`ullahi (para saksi Allah) di muka bumi.” (HR Muslim)
2. Ciri-ciri husnul khotimah: Kening berkeringat
Tanda lainnya dari husnul khotimah adalah bahwa dahi atau keningnya berkeringat. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan para imam pengarang Sunan sebagai berikut:
عن بُرَيْدَةَ بن الحصيب رضي الله عنه ، أَنَّهُ كَانَ بِخُرَاسَانَ ، فَعَادَ أَخاً لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ ، فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ ، وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ : اللَّهُ أَكْبَرُ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : ” مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ