BACA JUGA:Banjir Rob Pesisir Utara Jakarta Kembali Datang, Begini Perkiraan BMKG
BACA JUGA:Tangisan Widy Vierra Pecah di Podcast Deddy Corbuzier Saat Akui Pernah Jadi Korban Rudapaksa
Karena BEV mengandalkan listrik tersebut maka pembangkit listrik menggunakan batubara lebih berpolusi dari pada hybrid.
Toyota tahun lalu berkomitmen untuk menghabiskan 60 miliar Amerika pada tahun 2030 untuk meluncurkan berbagai model kendaraannya, tetapi hanya setengahnya untuk pengembangan yang sepenuhnya listrik.
SUV baru, yang belum disebutkan namanya, akan dipasarkan sebagai Toyota dan Suzuki, di mana masing-masing perusahaan mengandalkan afiliasi lokalnya untuk melakukannya.
India ingin pembuat mobil membuat lebih banyak model listrik, tetapi penyerapan untuk kendaraan semacam itu sejauh ini lambat dan saat ini hanya di dominasi oleh Tata Motors.
BACA JUGA:Arab Saudi Cabut Wajib Berhijab Gaya Rambut 'Boy' Mewabah
Dulansir dari reuters.com, Suzuki berkomitmen pada bulan Maret untuk menginvestasikan 1,4 miliar Amerika di negara itu untuk memproduksi BEV dan baterai.
Akan tetapi Maruti Suzuki yang merupakan pabrikan mobil terbesar di India, mengatakan tidak akan meluncurkan BEV sepenuhnya sebelum 2025.
Sementara BEV saat ini terlalu mahal untuk pembeli utama di India dan negara berkembang lainnya, begitu juga hybrida kompleks seperti Prius, yang biaya produksinya sulit dipotong oleh Toyota.
BACA JUGA:Dugaan Felix Siauw Soal Promosi Alkohol Holywings Pakai Nama Muhammad: Kayaknya Terstruktur
BACA JUGA:Cara SPBU Curangi Takaran BBM, Pakai Remote Control Dimodifikasi dengan Mesin Dispenser
Inilah salah satu alasan mengapa Toyota bermitra dengan Suzuki, untuk memperjuangkan manufaktur berbiaya rendah di India.
Kesepakatan antara keduanya termasuk pengembangan produk bersama, menurunkan biaya sumber lokal dan berbagi teknologi.