Luka Modric, Kota Zadar dan Tempaan Hidup yang Keras

Minggu 26-06-2022,04:46 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

Masa kecil Modric sangat keras, namun berkat sepakbola, ia tak hanya jadi pahlawan buat negaranya, tapi juga kota kecilnya, Zadar.

Luka Modric telah dikenal luas sebagai salah satu gelandang paling cemerlang di Eropa. Bersama Real Madrid, ia memenangkan 20 gelar, termasuk lima mahkota Liga Champions dan tiga La Liga.

Tetapi, bukan hanya gelar bersama klub saja yang ia punya. Pada 2018, itu tampaknya menjadi tahunnya Modric. Ia menyabet penghargaan Ballon d'Or, Pemain Terbaik Eropa versi UEFA dan Pemain Terbaik versi FIFA.

Di musim 2017/18, Modric berhasil membawa Los Blancos meraih gelar Liga Champions, Piala Super UEFA, Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Spanyol.

Kini, Modric telah berusia 36 tahun tapi ia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, dan setelah ia menjadi pemain kunci Los Blancos meraih trofi Liga Champions, La Liga dan Piala Super Spanyol musim lalu, ia diganjar satu tahun perpanjangan kontrak hingga tahun depan.

Namun, ada satu pencapaian lainnya yang sangat membuatnya bahagia. Ya, final Piala Dunia 2018. Modric berhasil mengantarkan Kroasia mencapai partai puncak pesta sepakbola terbesar di dunia itu.

Meski harus kalah dari Prancis di final, Modric tetap menjadi pahlawan untuk negaranya karena membantu Vatreni mencetak sejarah setelah mencapai final Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Tapi, ia tidak hanya menjadi pemain penting Real Madrid atau pahlawan untuk negaranya saja, namun juga jadi pejuang untuk kota kelahirannya, Zadar.

 

Kategori :