JAKARTA, DISWAY.ID - Bank Indonesia (BI) siap menaikkan suku bunga acuan jika inflasi inti meningkat.
Berdasarkan data pada akhir Juni 2022, inflasi inti Indonesia tercatat 2,63 persen (year on year/yoy).
Inflasi inti sendiri menggambarkan pergerakan daya beli beli masyarakat.
Sementara itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi umum tercatat sebesar 4,35 persen.
Realisasi ini di atas target pemerintah dalam APBN 2022 di kisaran 2-4 persen.
"Bank Indonesia siap untuk menyesuaikan suku bunga jika ada tanda-tanda inflasi inti yang lebih tinggi terdeteksi," ujar Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam acara Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery, Kamis 14 Juli 2022.
BACA JUGA:Ancaman Resesi Depan Mata, Jokowi Minta OJK Perkuat Perbankan
Juda menyatakan, bahwa sampai Juni lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk tetap menahan suku bunga di level 3,5 persen.
"BI melihat inflasi masih terjaga aman meski ada kenaikan," ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi risiko resesi ekonomi yang dialami Indonesia sebesar 3 persen.
Angka itu diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg.
"Kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen," kata Sri Mulyani.
"Kami tetap waspada, namun pesannya kami tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan, dari fiskal, moneter, sektor finansial, dan regulasi lainnya, untuk memonitor itu (potensi resesi)," sambungnya.
BACA JUGA:Jadwal Wakil Indonesia di Singapore Open 2022
Sri menilai, sejauh ini ekonomi Indonesia masih cukup positif. Sebab, sektor keuangan RI lebih kokoh setelah kejadian krisis 2008-2009 lalu.