JAKARTA, DISWAY.ID - Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengungkapkan, bahwa pihaknya tengah berencana menurunkan biaya transfer antar bank yang menggunakan sistem BI Fast.
"Saat ini biaya transfer antar bank sudah turun dari sebelumnya Rp6.500 menjadi Rp2.500 dengan adanya sistem pembayaran ritel BI Fast tersebut mungkin suatu hari nanti bisa di bawah Rp2.500," kata Filianingsih dalam side event G20 di Nusa Dua Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.
Menurut Filianingsih, kehadiran sistem BI Fast memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebab, biaya transfer antarbank yang dibayarkan oleh masyarakat menjadi lebih murah.
"Dulu sebelum ada BI Fast konsumen harus membayar Rp6.500 sekarang hanya Rp2.500, ada save Rp4.000," ujarnya.
BACA JUGA:KKB di Papua Makin Brutal! 9 Warga Sipil Tewas Ditembak, Puluhan Lainnya Luka Berat
Selain itu, kata Filianingsih, jumlah transaksinya BI Fast juga mengalami kenaikan rata-rata sampai dengan 5.000 per hari.
"Bahkan di bank besar jumlah transaksi bisa naik satu juta per hari," ungkapnya.
Sebelumnya, ketua Perhimpunan Bank-bank Internasional (Perbina) Batara Sianturi mengatakan, adanya layanan BI-Fast ini memiliki manfaat luas bagi masyarakat.
Selain dari biaya transfer yang lebih murah, layanan kirim uang juga bisa dilakukan kapanpun dimanapun selam 24/7.
"Konsumen akan lebih mendapatkan manfaat. Dengan biaya lebih murah, BI fast itu dari Rp6.500 jadi Rp2.500, jadi inginnya turun lagi menjadi Rp500 atau Rp100 untuk membantu UMKM," kata Batara di acara yang sama.
BACA JUGA:Joe Biden: Pembentukan Negara Palestina Masih Jauh, Apa Penyebabnya?
Batara menjelaskan, penurunan biaya ini sama seperti turunnya bunga kartu kredit dari sebelumnya mencapai 45 persen kemudian turun ke 35 persen dan terakhir menjadi 20 persen.
"Saya rasa ujung-ujungnya ini harus lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Jadi kalau itu saya rasa dengan adanya layanan lebih baik," pungkasnya.