JAKARTA, DISWAY.ID - Pemerintah provinsi Buenos Aires Argentina mengatakan telah memecat kepala operasi keamanan karena adanya suporter sepak bola yang tewas pada Kamis, 6 Oktober 2022.
Kerusuhan yang hampir mirip dengan tragedi Kanjuruhan itu akhirnya mengakibatkan bentrokan yang disertai dengan kekerasan dan kematian seorang penggemar.
Polisi menembakkan gas air mata di luar stadion saat pertandingan antara Gimnasia La Plata melawan Boca Juniors.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto dan Puan Maharani Jalan Santai di Monas, Buka Pintu Koalisi Pemilu 2024
Asap dari gas air mata itu kemudian berterbangan ke dalam stadion sehingga menyulitkan para pemain dan penonton untuk bernapas.
Akibat gas air mata yang digunakan polisi itu, akhirnya malah menyebabkan orang-orang pergi dalam keadaan panik.
Menteri Keamanan Provinsi Sergio Berni mengatakan kepada televisi lokal bahwa penggemar itu meninggal karena masalah jantung saat dia meninggalkan stadion.
Dilansir dari laman Reuters, sudah ada sekitar 10 ribu orang yang telah menunggu di luar stadion Juan Zerillo La Plata karena tidak dapat menonton pertandingan dan 20 ribu lainnya sudah memenuhi di dalam.
BACA JUGA:Lesti Kejora Umrah dengan Wajah yang Ditutupi Cadar, Sempat Diperiksa Polisi Sebelum Berangkat
BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak USD 90 per Barel, Ini Penyebabnya
Pihak berwenang Argentina mengatakan pada hari Jumat bahwa polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa para penggemar mundur ketika mereka mencoba masuk secara paksa.
Para pemain terlihat menutupi wajah mereka, sementara para pendukung memasuki lapangan saat mereka mencoba melepaskan diri dari gas air mata.
Akibatnya, pertandingan papan atas di Argentina itu sempat dihentikan setelah baru berjalan sembilan menit.
Pemerintah provinsi mengatakan jelas bahwa operasi itu tidak dapat memberikan keamanan kepada mereka yang menghadiri pertandingan, dan sedang menyelidiki apakah insiden itu disebabkan oleh pemesanan berlebih.