Untuk dapat mengendalikan hama itu, perlu ada inovasi baru, melalui penerapan teknologi modern, yakni melakukan penyemprotan secara serempak menggunakan drone.
"Upaya itu dapat dilakukan ketika terjadi serangan hama pada tanaman pangan. Karena untuk dapat mengendalikan hama itu harus dilakukan secara serempak. Sebab jika tidak, hama akan berpindah dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain," ujarnya.
Dijelaskan bahwa alat penyemprot hama menggunakan drone itu, sangat efektif dan mampu untuk menyemprotkan secara merata dalam hamparan tanaman pangan yang luas.
Dengan menggunakan drone, sehari mampu untuk menyemprot tanaman antara 20 hingga 50 hektar.
"Coba bayangkan, ketika ada serangan hama, kemudian menyemprot hama dengan tenaga manusia di lahan seluas 50 hektar, berapa tenaga manusia yang kita dibutuhkan. Serta berapa lama waktu yang dibutuhkan," jelasnya.
Dijelaskan bahwa pengendalian hama secara teknis tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi harus dilakukan secara serempak. Misalnya dalam satu hamparan tidak mungkin akan dilakukan secara bersama-sama. Sehingga harus ada penanganan hama secara terpadu dengan penerapan teknologi pertanian tersebut.
"Karena penyebaran hama ketika satu petak tanaman pangan disemprot, maka hama akan berpindah ke tanaman yang lain. Sehingga untuk dapat mengendalikan hama itu, menggunakan drone akan lebih efektif secara ekonomis pun akan lebih murah. Tanpa harus menggunakan tenaga manusia yang banyak," paparnya.