JAKARTA, DISWAY.ID - Tanggal 16 Januari 2006, 17 tahun silam, menjadi hari bersejarah bagi Afrika, khususnya negara Liberia. Negeri ini resmi dipimpin oleh seorang wanita, Ellen Johnson-Sirleaf. Ia menjadi wanita Afrika pertama yang terpilih sebagai kepala negara.
Ellen Johnson Sirleaf yang saat itu berusia 67 tahun berhasil meraih 59 persen suara dalam pemilihan umum, mengalahkan calon lain, yang merupakan bintang sepakbola Liberia bernama George Weah.
Pada hari itu, wanita yang karib disapa Mama Ellen itu disumpah di hadapan rakyat Liberia dan tamu negara, termasuk Ibu Negara Amerika Serikat, Laura Bush, istri Presiden George W Bush. Menteri Luar Negeri AS yang juga wanita, Condoleezza Rice pun turut hadir.
BACA JUGA:Pecah Rekor! Thailand Tumbangkan Vietnam di Final AFF 2022 Leg 2, Teerathon Cs Rebut Gelar ke-7
Mama Ellen merupakan mantan staf ahli ekonomi untuk Bank Dunia. Karir ekonom berusia 72 tahun itu melejit. Diawali dengan beasiswa studi ilmu ekonomi di Universitas Harvard, Amerika Serikat yang membuka jalan karir di Bank Dunia dan PBB.
Johnson-Sirleaf dikenal sebagai politisi keuangan yang tegas. Tidak heran, ia kemudian dijuluki "Wanita Besi". Lurus hati, keras, dan gigih.
Bagi Betty Arsen, salah satu pemilih di Monrovia, Mama Ellen menjadi harapan baru bagi Liberia. Ellen dianggap mampu mengembalikan pandangan rakyat terhadap adanya masa depan.
Ia juga dinilai sebagai perempuan yang berhasil memotivasi perempuan lain untuk ikut andil dalam politik. "Kami memilih Mama Ellen dengan harapan, ia akan membantu kaum perempuan."
BACA JUGA:Statistik Marselino Ferdinan di Piala AFF 2022, Sabet Pemain Muda Terbaik
Gemuruh bahagia melengkapi pelantikan Mama Ellen di Ibu kota Monrovia, kendati aparat juga memperketat keamanannya dengan kendaraan dan senjata baja serta dibantu otoritas keamanan PBB, karena dikhawatirkan adanya serangan dari pihak yang terduga.
Mama Ellen mendapat tugas berat untuk mengembalikan stabilitas negara yang baru saja mengakhiri perang saudara. Untuk itu, ia pun menegaskan bahwa perdamaian dan pembenahan keamanan negara menjadi prioritas di pemerintahannya, setelah 14 tahun perang saudara. Demikian seperti dimuat BBC.
Pekerjaan rumah lainnya untuk Mama Ellen adalah memperbaiki infrastruktur dan fasilitas umum. Listrik, saluran air, akses jalan, dan jaringan telepon di hampir semua wilayah rusak.
Gedung pemerintahan pun sejatinya belum ada yang layak. Karenanya, presiden yang sudah mempunyai cucu ini berniat membereskannya.
BACA JUGA:Putri Candrawathi Dituntun 8 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Minta Pendampingan Psikiater
Selain itu tugas lainnya adalah dengan merangkul kembali para tentara dan pemberontak yang selama ini bertikai untuk kembali hidup rukun dalam sebuah lingkungan negara, termasuk mengajak anak-anak yang sebelumnya diperdayakan sebagai tentara, untuk kembali menjalani hidup yang layak, seperti anak-anak yang lain.