JAKARTA, DISWAY.ID -- Ternyata dalam sejarah Islam, pernah dilakukan Al-Qur’an dibakar secara massal.
Namun hal ini dilakukan karena pada zaman itu banyak sahabat yang mencatat aya Al-Qur’an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, sehinga muncullah versi Al-Qur’an yang berbeda dengan beragam penafsiran.
Al-Qur’an dibakar pertama kali dilakukan oleh menantu nabi yaitu Utsman bin Affan ketika ia menjadi khalifah.
BACA JUGA:Reaksi Keras Indonesia Mengutuk Aksi Pembakaran Al-quran
Pada zaman itu, terjadi perselisihan di antara para sahabat, antara satu mushaf dengan mushaf yang lain tidak sama, begitu juga dengan Qorinya.
Ada yang mencampurkan ayat Nabi dengan penjelasan Nabi mengenai ayat tersebut, ada juga yang mencatat ayat yang telah di hapuskan tanpa memberi kode.
Selain itu jenis bacaannya juga berbeda-beda dan berkembang, setiap wilayah memiiki bacaan yang berbeda mengikuti Qori yang ada di wilayahnya.
Mendapati hal tersebut, Utsman bin Affan kemudian membentuk tim kodifikasi yang terdiri dari para sahabat yang memiliki hafalan yang bagus.
Di antara anggota tim tersebut ada Zaid bin Tsabit yang merupakan sekretaris Nabi, kemudian ada Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam.
Di samping memiliki hafalan yang bagus, nama-nama tersebut juga berpartisipasi dalam kodifikasi dan unifikasi Al-Qur’an terbatas di zaman Abu Bakar yang menghasilkan mushaf Al-Bakariyyah.
Mushaf Al-Bakariyyah yang selesai disusun pada tahun ke-12 Hijriyah disimpan oleh salah satu istri nabi, Hafshah.
Kemudian dipinjam sebagai acuan penting dalam kodifikasi yang dilakukan oleh tim Utsman bin Affan.
BACA JUGA:Buntut Pembakaran Alquran Pemerintah Turkiye Batalkan Kunjungan Kepala Pertahanan Swedia
Selain menggunakan Mushaf Albakariyyah, tim kodifikasi juga menghadirkan saksi dan sejumlah mushaf koleksi para sahabat.