Pasien DAI dengan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) yang rendah sering dihubungkan dengan faktor prognostik buruk yang berhubungan dengan mortalitas.
Diagnosis klinis DAI dapat dibuat berdasarkan visualisasi radiologis, namun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan jaringan post mortem.
Pada pemeriksaan makroskopis akan ditemukan gambaran hemoragik pada substansia alba, namun pada autopsi biasanya gambaran tersebut sudah menyusut dan meninggalkan gambaran lesi berwarna cokelat, selanjutnya pada kerusakan yang sudah lama dapat menyebabkan penyusutan volume otak.
Ciri kerusakan pada DAI dibedakan menjadi tiga, yaitu kerusakan supratentorial difus pada akson (derajat I), lesi fokal di korpus kalosum (derajat II), dan lesi pada rostral batang otak (derajat III).
Pada pemeriksaan mikroskopis tahap awal dapat muncul gambaran "axonal bulb" yang selanjutnya berubah menjadi gambaran aksonal negatif seiring berjalannya waktu.
Perawatan yang Dilakukan Bila Terkena Diffuse Axonal Injury
Perawatan DAI mirip dengan perawatan cedera kepala lainnya.
Tujuan perawatan darurat adalah untuk menstabilkan kondisi penderita dan mencegah kerusakan otak yang semakin parah.
Biasanya, ini melibatkan memastikan bahwa jalan napas terbuka, memberikan ventilasi dan oksigen, menjaga tekanan darah.
Setelah perawatan darurat, penderita mungkin memerlukan obat-obatan dan pembedahan untuk membantu mengendalikan gejalanya.
Mereka mungkin juga memerlukan rehabilitasi. Bergantung pada tingkat cederanya, mereka mungkin perlu mempelajari kembali banyak tugas sehari-hari, seperti cara berjalan dan berbicara.
Pemulihan dari Diffuse Axonal Injury