10 Beasiswa Kuliah Luar Negeri yang Bergengsi di Indonesia dan Cara Mendapatkannya

Minggu 12-03-2023,15:36 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

Erza menyarankan, untuk originality topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya. “Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil,” jelasnya yang dikutip dari wawancara dengan Genpi.co, Maret 2022. 

Aspek feasibility, penelitian yang akan dilakukan harus memperhatikan apakah bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan.

"Adakah data dan utamanya bisa diakses datanya. Dan tentu yang terakhir adalah soal pendanaan penelitian,” tuturnya.

Community, kata Erza harus diperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun. 

Setelah itu beres, kemudian memilih negara dan kampus tujuan. Erza menyampaikan ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pendidikan, pendukung, jaringan alumni dan alasan pragmatis. 

Pada sistem pendidikan, Erza meyarankan sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.

“Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri, termasuk sistem pembimbingan seperti apa harus diperhatikan,” katanya.

Lalu untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyebut pendaftar beasiswa juga harus memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional.

Erza mengungkapkan, untuk alasan pragmatis, ada tiga hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, nilai TOEFL/IELTS, kemudian biaya hidup, dan terakhir aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

Terakhir yang perlu diperhatikan juga yakni memilih beasiswa. Ezra mengungkapkan ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih beasiswa.

 

Kategori :