Sejak tahun 1970, masyarakat Denmark sudah mempopulerkan konsep hygge (baca: huuga) sebagai prinsip hidup yang mengutamakan kebahagiaan dan kenyamanan yang bisa dilakukan sendiri atau bersama orang-orang terkasih.
Kebiasaan ini dipopulerkan oleh warga Denmark saat mereka mencoba bertahan dari brutal dan panjangnya musim dingin di negaranya untuk tetap bahagia.
Semenjak saat itu, konsep Hygge tersebar ke negara-negara tetangganya sehingga konsep Hygge melekat pada budaya Skandinavia.
BACA JUGA:6 Obat Kudis Alami yang Mudah Ditemui, Ampuh Hilangkan Gatal Mengganggu
Contoh Hygge bisa ditemukan dari kebiasaan mereka meminum secangkir kopi atau teh, menikmati dessert, atau menghabiskan waktu sendiri atau dengan teman apapun yang kita bisa lakukan untuk merasa nyaman.
Sekarang, filosofi Hygge sudah meresap ke cara hidup orang Skandinavia dalam bentuk menata ruang, beristirahat, dan kultur perusahaan.
Pertanyaan paling umum untuk mengukur kesejahteraan orang adalah secara keseluruhan, seberapa puaskah dengan hidup Anda saat ini? Untuk menjawabnya, orang mengandalkan skala 0-10 (0= sangat tidak puas, 10= sangat puas).
"Rata-rata kebahagiaan dan peringkat negara, untuk emosi serta evaluasi kehidupan, sangat stabil selama tiga tahun COVID-19, " kata John Helliwell, editor laporan tersebut, dalam rilisnya.
Menurut laporan tersebut, Finlandia memimpin peringkat negara paling bahagia di dunia selama enam tahun berturut-turut.
BACA JUGA:Kapan Menpora Baru Bakal Diumumkan? Jokowi Beri Respons Begini
Sementara Amerika Serikat tak termasuk dalam daftar 10 negara paling bahagia di dunia.
Sedangkan Indonesia berada di posisi 84 dari 137 negara yang paling bahagia.
Menurut survei tersebut, Indonesia berada di ranking 84 negara paling bahagia dari total 137 negara.
Ranking Indonesia di bawah Albania dan di atas Afrika Selatan.
Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, urutannya di atas Indonesia. Singapura ada di urutan ke-25, Malaysia ke-55.
Dilansir dari laman resmi World Happiness Report,