Lebaran Mik

Selasa 25-04-2023,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

SAYA berlebaran ke rumah dokter Mik. Minta maaf. Saya pernah mengabarkannya meninggal dunia: bulan lalu.

Yang sebenarnya meninggal adalah dokter Mok. Kembarannya. Dengan wajah yang sangat mirip. Dengan hobi yang sama: menyanyi. Bermusik. Bikin grup band. Nama mereka pun mirip banget: Ario Djatmiko dan Ario Djatmoko.

Dokter Mik ahli kanker. Dokter Mok meninggal karena kanker. Di usia 73 tahun. Dua-duanya sering ke Australia. Menjadi permanent resident negara itu.

Ario Djatmiko adalah dokter pertama Indonesia yang mampu mendeteksi kanker payudara ketika penyakit itu belum bisa dilihat oleh alat: 4 mm. Kemampuan deteksi kanker sedini mungkin adalah kunci berhasil tidaknya wanita sembuh dari penyakit kanker terbanyak di dunia itu.

Dokter Mik mendalami kanker di Belanda. Itu karena ibunya pernah menderita kanker payudara. Bisa sembuh. Ketika sang ibu akhirnya meninggal di usia 83 tahun itu bukan karena kankernyi muncul kembali.

Saya mengagumi dokter Mik karena prinsip hidupnya: hanya melihat dunia ini dari sudut baik dan buruk. Ia tidak pernah mempertimbangkan di dunia ini juga ada prinsip menang atau kalah. Bahkan untung atau rugi.

"Dengan memegang prinsip itu saya tidak bisa menjadi pebisnis yang besar," ujarnya di rumahnya yang sepi di lingkungan orang kaya di Kertajaya Indah, Surabaya. Dua anaknya tinggal di Australia. Yang satu mendalami teknik industri. Satunya lagi ambil komunikasi.

"Saya memang tidak mau anak saya jadi dokter. Saya juga tidak mau anak-anak jadi pengacara atau politisi," katanya.

Dokter Mik pernah tersinggung berat oleh orang yang memikirkan untung rugi. Ketika itu ia membuka klinik di sebuah rumah sakit. Pasiennya begitu banyak. Terbanyak. Lalu pemilik rumah sakit itu mengajaknya bicara: mengapa dari pasien yang begitu banyak hanya sedikit yang menjalani operasi.

Ternyata si pengusaha melihat untung-rugi. Juga berorientasi kalah dan menang. Rumah sakitnya tidak mau kalah. Ia menghendaki agar lebih banyak pasien menjalani operasi. Lalu bisa tinggal di rumah sakit lebih lama. Dokter Mik pun menjelaskan prinsip hidupnya sebagai dokter: mana yang terbaik untuk pasien. Yang tidak harus opname tidak akan diminta opname.

"Tapi kalau banyak pasien yang operasi dokter kan juga bisa dapat uang banyak," kilah si pengusaha.

"Dokter tidak boleh begitu," jawab dr Mik. 

"Berarti dokter ini merugikan rumah sakit," tukas si pengusaha lagi.

Sejak itu dokter Mik memikirkan harus punya tempat praktik sendiri. Sesegera mungkin. Ia dapat rumah di Jalan Bawean, Surabaya. 

Ketika Mik mendalami kanker payudara di Belanda, ia mendapat pujian sebagai ahli yang mumpuni. Tapi ia juga menerima nasihat dari profesornya di sana: semua yang Anda pelajari ini tidak ada gunanya kalau Anda tidak punya satu tim yang kuat. Untuk menangani kanker payudara harus ada empat dokter berbeda spesialisasinya: ahli kanker dan bedah kanker, ahli patologi, ahli anestesi dan ahli gizi.

Nasihat itu membekas dalam di hati dokter Mik. Ia membenarkan prinsip itu. Banyak dokter ahli yang sulit bekerja sama dalam satu tim yang baik. 

Misalnya ketika dokter Mik masih menjadi ahli bedah umum. Ia harus menangani pasien dari Banjarmasin. Ada penyakit di dekat mata kakinya. Harus dioperasi. Untuk itu harus dibiopsi dulu. Agar tahu ada kankernya atau tidak. Begitu ada kanker maka kaki itu harus diamputasi. Agar tidak menyebar.

Pemeriksaan biopsi itu dilakukan oleh ahli patologi. Ia hanya ahli bedah. Sang patolog memastikan ada kanker di dekat pergelangan kaki itu. Maka dokter Mik memotong kaki pasiennya.

Setelah diperiksa lebih dalam ternyata tidak ada kanker di situ. Dokter Mik terpukul secara mental. Tapi ia bukan patolog yang menentukan kanker atau bukan kanker. 

Lain kali dokter Mik juga harus memotong daging di dekat pipi pasien. Dasarnya: patolog mengatakan ada kanker di situ. Dokter Mik minta kepastian apakah benar ada kanker. Dijawab: pasti.

Setelah hasil irisan dibawa ke Eropa ternyata diketahui sama sekali tidak ada kanker. Si pasien, seorang pengusaha, komplain ke dokter Mik. Yang dikomplain mengakui kesalahannya, meski yang salah adalah patolognya.

"Saya mengaku salah. Saya akan ganti seluruh biaya yang sudah dikeluarkan. Apa boleh buat," kenang Mik.

Akhirnya si pengusaha memeluk dokter Mik. "Anda orang baik. Gentlemen. Mau mengakui salah," ujarnya. Lalu mengembalikan uang ganti rugi itu. Mungkin saking senangnya ia tidak jadi menderita kanker.

Begitu penting keberadaan tim dalam penanganan operasi pasien. Sejak itu dokter Mik ingin ada bagian kanker di Surabaya yang punya tim andal. Maka lahirlah lembaga penanganan kanker satu atap di RSUS dr Soetomo Surabaya.

Dokter Mik tidak puas dengan lembaga yang sudah diberi nama satu atap itu. "Atapnya memang satu tapi sekat-sekatnya banyak," guraunya.

Itulah sebabnya dr Mik membangun sendiri poliklinik kanker. Cita-cita membentuk satu tim yang andal ingin ia wujudkan di klinik Onkologi Surabaya. Ia kirim banyak dokter muda ke luar negeri. Agar mereka bisa belajar pentingnya satu tim yang kuat.

Ia membeli alat mamografi termahal yang pernah ada di Indonesia saat itu. Tapi yang ia utamakan tetap pembentukan tim yang andal.

Pasien klinik ini menjadi terlalu banyak. Tidak mampu menampung lagi. Tapi untuk membangun rumah sakit dokter Mik menyadari: ia bukan pengusaha. Prinsip baik-baru kalah dengan menang-kalah dan untung-rugi. 

Tapi ia terus teringat prinsip profesornya di Belanda. Dokter yang hebat tidak akan sukses tanpa tim yang kuat. 

Mik juga melihat praktik yang kurang tepat di rumah sakit: mengapa seorang yang operasi kanker payudara tidak bisa dilayani hanya satu malam. Mengapa harus berhari-hari di rumah sakit. Padahal kalau pasien tinggal seminggu di RS bisa ada kemungkinan akan terkena infeksi.

Maka dokter Mik ingin merealisasikan pasien operasi payudara cukup perlu tinggal di RS satu malam saja. Ketika masih di tahap proses pemeriksaan tidak perlu diopname. Pun sehari setelah operasi. 

Ide seperti itu tidak mungkin terlaksana kalau tidak punya rumah sakit sendiri. Maka dr Mik menggadaikan rumahnya. Agar dapat kredit bank untuk membangun rumah sakit kecil-kecilan. Khusus kanker. Hanya 28 tempat tidur. Tapi dengan prinsip "hanya perlu opname satu malam" rumah sakit 28 tempat tidur ini setara dengan 280 tempat tidur. Kecil tapi kapasitas layanan yang bisa diberikan sangat besar. 

Latar belakang idealisme seperti itulah yang melahirkan RS Onkologi Surabaya. Kini umur RS itu sudah 18 tahun. Utang banknya sudah lunas.

Mengapa dokter Mik tidak bisa menyelamatkan dr Mok, saudara kembarnya?

"Apakah dokter Mok tidak peduli dengan kesehatan?" tanya saya.

"Ia sangat peduli. Tapi tidak menyangka kena kanker ginjal," katanya.

Awalnya dr Mok hanya merasa kebas di bagian pipi dekat mulut. Dicarilah ada apa dengan giginya. Tidak ditemukan keanehan.

Lalu lengan kanannya terasa sakit dan kebas. Kecurigaan utama: saraf belakang. Diperiksa. Tidak ada apa-apa. 

Tahun lalu ketika tiba di Jakarta dari Melbourne, tulang lengan kanannya patah. Yakni ketika ingin bangkit dari tempat duduk di pesawat. Tangannya menekan lengan kursi: kreeek . Patah.

Setelah dilakukan pemeriksaan tulang lengan itu sudah kena kanker. Kekuatan tulangnya sudah rapuh.

Kanker tulang? Bukan. Setelah dilakukan pemeriksaan diketahuilah bahwa itu adalah kanker ginjal yang sudah menyebar. Sampai ke tulang. Juga sudah ke paru. Ke punggung.

Maka dr Mik mengantar dr Mok ke Melbourne. Mereka anggota ''BPJS'' - nya Australia. Dokter Mok ditangani dengan biaya ''BPJS''. Termasuk diberikan obat terbaru yang kalau harus membeli sendiri  harganya Rp 8 miliar. Lalu dikemo sampai tiga seri. 

Ketika parunya sudah bersih, dr Mok ingin ke Indonesia. Istrinya, dr Maria, adalah seorang dokter ahli kulit terkemuka di Jakarta.

Tidak lama setelah di Jakarta dr Mok lumpuh. Lalu dibawa kembali ke Melbourne. Di sana dipastikan tidak akan bisa sembuh lagi. Umurnya dinyatakan hanya tinggal hitungan bulan.

Menghadapi vonis itu dr Mok pilih meninggal di Jakarta. Ia juga pilih menjalani proses paliatif: sekadar agar tidak menderita karena sakitnya bukan main. Diberikanlah morfin.

Ketika masih bisa menyanyi, dokter Mik mengajak dr Mok menyanyi bersama. Jarak jauh. Di rumah masing-masing. Pakai jaringan internet. Direkam. Diedit. Jadilah video duet itu. Menarik sekali. Mengharukan. Lihatlah sendiri di video yang menyertai tulisan ini.

Tanggal 7 April lalu dr Mok masih berniat merayakan ultah ke 73. Teman-temannya diundang. Dokter Mik juga akan ke Jakarta. Semua tahu itulah ulang tahun terakhir mereka secara bersama. 

Persis satu minggu sebelum acara itu dokter Mok meninggal dunia.

Saya pun memberi tahu dua teman bahwa dokter Mik meninggal. Lalu buru-buru saya ralat. 

Mok dan Mik kelahiran Lombok. Lalu ikut ayah mereka pindah-pindah: Yogyakarta, Surabaya. Setamat SMA mereka mendaftar ke Unair. Naik bus dari Lombok. Ingin masuk fakultas kedokteran. Tiba di Surabaya pendaftaran sudah ditutup. Keduanya merayu pimpinan Unair agar bisa diterima. Setelah dites akhirnya diterima.

"Sejak SMA Mok lebih pintar dari saya," ujar Mik. "Kalau misalnya ia ranking 1, saya ranking 6," tambahnya.

Tapi lulus dokternya duluan Mik. Itu karena Mok terlalu aktif di organisasi mahasiswa. Juga main musik. Ketika Mik mengambil spesialis, Mok pilih jadi dokter umum saja.

"Siapa duluan menikah?"

“Kami," ujar Lia Algadrie, Ny Mik menukas. "Sebenarnya pacarannya duluan Mok," tambahnyi.

Suatu saat Maria Basir, teman baik Lia, datang ke rumahnyi dengan pacarnyi: Mok. Maria memperkenalkan pacarnyi itu punya saudara kembar: Mik. Sangat mirip.

Maka Lia ingin lihat saudara kembar Mok itu. Maria memang sudah lama mengenal Lia. Sesama gadis keturunan Arab. Lia dari Pasuruan, Maria dari Solo. 

Lalu jadilah Mik diajak Mok ke Pasuruan. Ternyata cocok. Pacaran. Kawin lebih dulu.

Inilah Lebaran pertama bagi Mik tanpa Mok. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 24 April 2023: Lebaran Ipin

 

ichsan Hamid

#6.. yang paling sy suka ketika lebaran adalah saat istri minta maaf.. (karena selama 364 hari lainnya sy yg minta maaf.)

 

sri wahyuning

Sugeng riyadin abah, salut dengan kesederhanaan abah dan klrg, promosikan potensi destinasi wisata lokal..abah suami istri muda ee ^^apa = suami punya istri muda abah? Perusuh anyaran abah...salam sehat slu

 

Leong Putu

@Mbah Mars... rendah hati dan mau minta maaf lebih dulu, akan mengindarkan dari keributan yang lebih parah.... Istri pernah marah, ada wa masuk, saya pas lagi anter anak² sepedaan. Yang baca istri. Wa dari Mas Dedi, isinya pun gak ada yang gimana gitu... Cuma :" Mas Put.. Kok lama tidak ngopi di rumah saya ?". Isinya padahal cuma kayak gini..kok istri tiba² marah... Tapi harus saya akui sih, ada lanjutannya dikit. Dikit bangeeet... "Aku kangen ❤❤ ". 

 

Pryadi Satriana

Sungkem yang tidak didasari kesadaran adalah tindakan orang ... a. sakau b. goblok c. munafik d. ngelindur e. semua benar

 

Mirza Mirwan

Lembaga monopoli cengkih-nya Tommy Soeharto yang dimaksud Pak DI adalah BPPC -- semula Badan Penyangga Perdagangan Cengkih, lalu diubah menjadi Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih. Dibentuk pada Desember 1990 berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan (kalau tak salah ingat) Arifin Siregar. Begitu Pak Harto lengser, BPPC pun dihapus. Sebelum ada BPPC, petani cengkih memang makmur. Khusus di Trenggalek, saya pernah menyaksikan sendiri bagaimana petani menjual cengkihnya. Itu terjadi di tahun 1988. Sekembali dari Pantai Prigi saya melewati sebuah lapangan. Di atas lapan ada helikopter terbang rendah berputar-putar, lalu mendarat. Warga di sekitar lapangan berlarian ke lapangan sambil memanggul karung. Ada juga yang dibonceng dengan motor atau sepeda. Saya menyempatkan berhenti Oooh....ternyata itu helikopter milik Gudang Garam. Dan karung yang dibawa warga ternyata berisi cengkih. Artinya, petani bisa menjual cengkih langsung ke pabrik rokok tanpa lewat perantara. Oleh sebab itu wajarlah bila keberadaan tengkulak yang bernama BPPC membuat petani murka hingga membabati pohon cengkih mereka -- suatu tindakan emosional yang di kemudian hari, setelah Pak Harto lengser dan BPPC dihapus, mereka sesali. Tentang Tommy yang Ketua BPPC, seingat saya di zaman Presiden Gus Dur ICW melaporkannya ke Kejaksaan Agung. Lalu Kejagung mengusutnya, tetapi kemudian kasusnya ditutup. Konon Tommy sudah membayar ganti rugi, saya lupa jumlahnya.

 

Juve Zhang

BUMN perkebunan tak bisa menyejahterakan rakyat sekitarnya yg hidup di perkebunan itu 99% betul. Kebun teh peninggalan Belanda sangat sangat luas. Bukannya tambah makmur malah tambah miskin. Akhirnya disewakan lahannya ke swasta dan hidup lagi buruh memetik teh senyum lebar dan memuji swasta . Sebagian dijadikan jalur KA cepat YaWan yg agustus ini akan mulai operasi dan diramal akan ARA ber jilid jilid . Ratusan juta rakyat ingin menjajal kecepatan 350 km/jam. Belum lagi karyawan dari Jakarta yg pabriknya di Kerawang seperti Astra akan banyak yg naik Kereta cepat ini. Saya pernah naik kereta parahyangan dari Gambir ke Bandung puluhan karyawan Astra naik daru cikampek dan rela ke bandung dulu untuk kemudian balik lagi ke Gambir karena yg cikampek ke Gambir ticket parahyangan sudah habis. Saya sampai heran kok mau dari Cikampek ke bandung terus dengan kereta yg sama ke Gambir .benar benar gak masuk akal.tapi itulah pangsa pasar penumpang kereta cepat Halim kerawang yg 15 menit saja sampai. Jadi KA cepat Halim Kerawang harus dibuat Jam jam khusus yg bolak balik Halim Kerawang ini rute "super gemuk" dan menguntungkan. Rute ke Bandung mungkin akan lebih "kurus". 

 

Jokosp Sp

364 hari dalam kehidupan setahun para suami sudah selalu minta maaf + 1 hari lebaran tambahan disuruh minta maaf lagi. Bukannya sisa yang sehari itu seorang istri untuk minta maaf ke suami?. Banyak memang para suami yang selalu ditelapak kaki para istri, anda di golongan yang mana?

 

Amat K.

Poin dari komentar Pak Pry di bawah adalah sungkem yang tidak didasari kesadaran. Didasarkan pada konteks: "Suami-sungkem-istri itu sudah bertahun-tahun kami lakukan. Jeleknya: itu bukan atas kesadaran para suami. Itu atas tuntutan para istri. Lalu para suami bisa menerima tuntutan itu." Meski masih ada lanjutan tulisan Abah: "Kami pun, para suami, sungkem ke istri dengan keikhlasan tinggi." Ujungnya ikhlas juga.

 

Samsul Arifin

Pemilik Kebanaran itu adalah siapa bapak bapak.? Anda Pasti tahu. Tapi salut sama keluarga Abah ada BID'AH HASANAH yang dilakukan oleh keluarga Abah yakni sungkem Suami pada Istri. Boleh ditiru atau bahkan tidak boleh oleh para perusuh CHD ini. Namun menurut pandangan kami pribadi ini baik. Walaupun oleh Prof Pry seperti yang tertera di atas komen beliau. Namun intinya menurut kami saling memaafkan itu penting agar damai Indonesia ini tidak ada yang mengganjal diantara suami dan istri.... Salam Damai Dari IAI Al Khoziny Buduran 

 

dar_smd

Sebagai warga dari sana saya mengamini semua tulisan ini, terutama ini, istrinya ipin yang i-nya 5, sekedar bernostalgia, waktu cengkeh masih jaya, sering muncul guyonan kalau bahan makanan seperti telur cuma di buat krecak, ada juga orang yang rumahnya belum ada listrik tapi beli kulkas, besuknya balik ke toko marah marah kok kulkasnya ga bisa dingin, kemudian datang negara api menyerang harga cengkih sampe hancur lebur  

 

Handoko Luwanto

Kegigihan meneruskan usaha panci warisan keluarga mengantarkan Ipin menjadi pejabat. Demikian terbukti apa yang sudah tertulis : PANCI, pan^ti, pa^sti, pas^ai, pa^kai, paka^r, ^bakar, baka^t, ba^bat, ^JABAT.

 

Agus Suryono

SEBELUM BPPC BERDIRI.. Saya pernah punya pengalaman unik tapi menegangkan. Tahun 70an. Saya punya tetangga, di Ambon. Masih muda, tapi mantan TNI. Banyak tatto di tubuhnya. Jarang pakai baju. Dan kalau bicara keras. Saya agak takut berurusan ama blio. Suatu hari blio datang ke rumah dinas saya. Katanya.. 1). Mau pinjam uang Rp 125.000 tuk tambahan kekurangan beli motor anaknya. 2). Uang akan dikembalikan dari "panen cengkeh", "lima pohon", "lima kali panen", mulai panen tahun berikutnya. Tahun berikutnya, benar, blio kasih saya satu karung cengkeh. Maka dengan malu-malu saya tanya.sana-sini, di mana bisa jual cengkeh. Ketemu info, nama sebuah toko di jl AY Patty, di Ambon. Cengkeh laku saya jual seharga Rp 175.000. Itu sebelum BPPC berdiri ya.. Nah setahun berikutnya, Bapak itu datang lagi, mengantarkan cengkeh lagi. Pakai karung.. "Pak, yang tahun kemarin udah cukup.. Udah lebih dari pinjaman Bapak..". Dengan jawaban, itu saya berharap beliau akan "senyum manis" kw saya. Tapi apa katanya..? "Mas, jangan Ale menghina beta ya. Beta su janji mau mengembalikan dengan lima pohon, lima kali musim.. Terima saja..!!" #ya udah.. saya menyerah.. saya takut ama blio..

 

Juve Zhang

Dalam Lebaran Prabowo. Abah menulis pembicaraan keduanya sudah tak relevan lagi. Yg menarik kemarin bang Sandiaga Uno resmi "pamitan keluar" dari gerindra. Akan berlabuh ke partai lain. Analisa amatiran , Yg sebenarnya ini "penugasan" dari pihak gerindra untuk bermain dua kaki dengan menjadikan bang SU cawapres nya pak Ganjar. Mungkin itu topik Kunjungan pak Prabowo ke Solo pas momen Lebaran. Jadi apakah jagoan Abah pak "Bandar" akan disisihkan? Masih seru soalnya bang SU juga siap "membandari" perhelatan ini. Tentu bukan logistik pribadi karena ini "penugasan" dari senior beliau. Sang senior lah juru bandar sesungguhnya. Ternyata capres sekelas pak Ganjar gak kesulitan cari bandar. Mau yg "bersertipikat" atau yg bodong akan selalu antri membandari wkwkwkwk. Kalau pak Yohanies gimana ya cari bandarnya? Mungkin kah harus "short sellling" sambil TT hitam diatas putih?? .oh ini yg merepotkan hidup yg sudah repot .TT diatas meterai.wkwkwkwkwk.

 

Liam Then

Saya juga berpikiran sama. Kenapa juga di Tiongkok jarang kedengaran kasus pedophile, saya punya teorinya : Begini, orang cina itu tak takut hampir segala hal. Takutnya cuma satu , tak punya uang. Nah, dulu entah orang bijak mana yang memikirkan ini secara khusus, supaya anak-anak terlindung, disebarkanlah isu ; bersenggama dengan wanita yang tidak punya bulu pubik, akan sial 3 tahun berturut-turut. Ucapan beredar kemudian menjadi kepercayaan, seperti dilarang lewat tangga yang berdiri, lewat jemuran, itu masuk akal, jemuran jatuh tersenggol, tangga jatuh kena kepala bukankah sial jadinya. Saya juga pikir larangan membajak kalau semak tidak rimbun itu, waktu mulainya jauh sebelum kepulauan Jepang di isi oleh petugas yang malu kembali ke Tiongkok, karena gagal temukan obat keabadian buat Qin Shi Huang , gagal tugas, zaman dulu kepala taruhannya. Itulah sebabnya tulisan kanji Jepang mirip-mirip tulisan kanji Tiongkok. Juga perempuannya yang beberapa sudah tahu.

 

Everyday Mandarin

Bulan Mei 2023 ini saya diminta pake kopiah di acara pelantikan penyumpahan penerjemah tersumpah di Kemkumham. Padahal saya ga punya peci dan rambut saya belum tipis² amat rasanya. Saya setuju dgn presiden Persebaya yang memfungsikan peci salah satunya untuk menutup botak. Bs jadi dulu penguasa zadul botak, akhirnya dia pakai terus tiap hari dan jd trendsetter. Ini mgkn sama dgn suku Manchu yang paksa semua org China utk berambut 辮子ala Huang Feihong. Depan botak setengah, belakang kuncir. Org China byk yg membangkang krn model rambut Dinasti Qing ini jelek. Yg bangkang, akan dibunuh. Pdhl bisa jadi, peraturan ini muncul krn kaisarnya botak depan. Jadilah turun-temurun diatur semua model rambutnya.

 

Xiaomi A1

untuk memajukan trenggalek itu intinya sebenernya cuma satu "Jalan Raya yg Mulus"...karena 95% orang trenggalek yg sukses itu suksesnya dengan cara keluar dari trenggalek alias merantau..contoh nyata yg gampang ya keluarga Dardak dan Cak Ipin, semuanya suksesnya di luar trenggalek..para perantau ini mungkin lbh akan rajin pulang membawa gula2 hasil perantauan klo jalan rayanya bagus..begitu jg pariwisata trenggalek jg akan maju klo akses jalan rayanya bagus dari segala penjuru..ibarat klo mas azrul dan mbak ivo ke kediri itu niat utamanya adalah sepedaan, efek samping "positifnya" ya sekalian mudik..

 

omami clan

Ada tiga kesamaan kuasa pada tulisan Abah hari ini, antara istri yg memaksa sang suami nyungkem padanya, pimpinan politik yg mengharuskan seorang pj Bupati meninggalkan posnya untuk sekedar jadi wisman di negeri antah berantah tanpa basa-basi pada atasan, dan penguasa yg dengan kuasanya membentuk badan penyedot kekayaan rakyat. Yang mudah2an tidak segera terjadi adalah manakala seorang istri, yg merangkap jadi pimpinan politik juga sekaligus penguasa. Saya hanya berharap itu bukan istri saya.

 

Warung Faiz

Ini aturan yg sdh disepakati: -Wanita selalu benar -Boss selalu benar Seandainya boss mu wanita,berarti kelar sdh hidupmu????????????he..he..

 

MULIYANTO KRISTA

Adakah komentator setia Disway yang domisilinya di sekitaran Terbanggi Besar Lampung Tengah ya???

 

Liam Then

"Gelombang di belakang selalu mendorong gelombang yang ada di depan" begitulah ucapan master-master kungfu dalam novel silat tentang bakat muda. Karenanya saya optimis masa depan Indonesia. Sudah mulai ada tanda-tandanya. Generasi baru hasil pendidikan era reformasi masuk kedalam kepemerintahan. Misalnya di kota saya, tanda-tandanya sudah nampak, generasi baru sudah turun ikut kincah, dari warung kopi ,kafe, restoran, mulai menjamur desain yang modern dan mengikuti zaman. Generasi tua di perpolitikan mencoba melawan hukum alam ini, dengan men set anak ,keturunan , sodara. Sia-sia saja saya kira. Indonesia ini dari sejarahnya dulu sangat dinamis, generasi mudanya sudah terbukti aktif, dari masa ke masa. 1928,1945,1965,1998. Tentu kita harap, perubahan datang tanpa perlu ada prahara. Tapi perubahan alami yang protagonisnya anak muda. 

 

Johannes Kitono

Sore bro LT, kisah jeruk di Kalbar ini memang menyedihkan. Suatu contoh soal pengusaha Cendana yang sudah mapan mau merambah porsi petani kecil. Suatu kesempatan saat Gub Pardjoko ( alm ) studi banding ke Thailand saya sampaikan kepada Ibu Gub.Bahwa Indonesia masuk Annual report World Bank gegara Gub melakukan Tata Niaga Jeruk = Monopoli kepada grup Cendana. Disamping masalah Jeruk saya juga minta Gub bikin Perda tentang Pelarangan dagangTelur Ikan yang di asinkan. Saya tidak sangka kedua masalah tsb.langsung disampaikan oleh Ibu Gub ke suaminya didepan saya. Pak Gub hanya mesem mesem saja karena untuk urusan monopoli Jeruk ini beliau tidak berdaya. Tentu akibatnya sampai hari ini Jeruk Pontianak yang asal Tebas hanya tinggal cerita. Petani tidak akan budidaya komoditi yang akan di pajak pemerintah. 

 

Liam Then

Zaman dulu jeruk Tebas di Sambas jika sedang musim seluruh penjuru Kalbar ketiban berkah, jeruk murah, manis harga sebungkus nasi bisa dapat 3 kilo atau bahkan 5 kilo pada musim puncak, asupan vitamin C alami menjadi berlebih-lebih. Tidak musim pun masyarakat tetap bisa menikmati dengan harga cenderung murah. Tapi semua berubah ketika Badan Koordinasi Pelaksana Tata Niaga Jeruk (BKPTNJ) terbentuk. Luas perkebunan jeruk pupus dari 19.000ha ke 1500ha. Sampai sekarang masih terasa imbasnya , satu strain jeruk berkulit tipis, berdaging penuh air dan sangat manis, sudah menjadi langka, berganti strain baru yang kecut-kecut manis. Cerita lengkap bisa dibaca di p2k.stekom.ac.id "Penak zaman ku toh" itu benar adanya, bagi mereka yang mang berkesempatan menikmati penaknya itu, termasuk saya mungkin ada sedikit merasakannya. Tapi yang menderita dimasa itu, bukan main banyaknya. Cukup di satu bidang saja, zaman itu, banyak rumah tangga kelas menengah punya PRT alias babu. Fenomena ini ada karena hidup sudah begitu sulitnya, sehingga anggota keluarga harus membabu ke kota. Bisakah anda bayangkan, bagaimana kondisinya. Setiap hari makan setelah keluarga majikan selesai makan? Dengan gaji yang sungguh-sungguh minim. Masa ini anda harus benar-benar kaya jika anda ingin punya asisten rumah tangga. Karena kesejahteraan sudah sampai ke bawah. Tidak penak-penak ke loe-loe aja.

Kategori :