“Untuk itu, GBC memastikan produk-produk impor yang diedarkan di Arab Saudi sudah teregistrasi dan memenuhi ketentuan yang berlaku,” imbuh Abdul Aziz. Menurut Saud Fahad Al Saud, GBC sebagai perusahaan terkemuka menjamin keamanan untuk berbisnis dengan calon mitra dari luar Arab Saudi.
Pabrik dan produk GBC telah terdaftar di instansi pemerintah. Selain itu, GBC juga telah terdaftar sebagai pusat distribusi obat.
Saud juga menjelaskan, jangkauan pemasaran dari GBC adalah wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/MENA). “Setiap merek dan produk memiliki tantangan baru untuk memasuki pasar baru.
GBC menjamin untuk memasarkan produk di wilayah MENA melalui pendekatan kesamaan budaya sebagai bangsa arab. GBC juga menggunakan metode modern dalam melakukan pemasaran melalui situs regional dalam kegiatan promosi, dukungan dari tokoh terkenal (endorsement), iklan, dan pemasaran bersama,” urai Saud.
BACA JUGA:Gempar Bu Kades di Sidoarjo 'Dikurung' Warga 6 Jam di Balai Desa, Berawal dari Kecewa
GBC didirikan sejak 2017. Pada Januari 2018, GBC telah memulai operasi perdagangan dengan memasok hampir semua jaringan apotek dan toko obat serta mengatur pengelolaan perdagangan, baik secara daring maupun luring. GBC berkembang dengan sangat pesat, sehingga pada 2020, GBC telah memiliki lebih dari 2.000 cabang di seluruh negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) untuk memberikan pelayanan kebutuhan obat-obatan untuk masyarakat Arab Saudi.
Berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, pada periode Januari ̶Maret 2023, total perdagangan nonmigas Indonesia dan Arab Saudi senilai USD 0,74 miliar.
Nilai ini naik 12,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar USD 0,66 miliar.
Sementara itu, total perdagangan nonmigas pada 2022 sebesar USD 2,93 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Arab Saudi senilai USD 2,02 miliar dan impor Arab Saudi ke Indonesia senilai USD 0,91 miliar.