BACA JUGA:Rekomendasi Tempat Makan Pagi di Yogyakarta, Harga Murah Tempat Nyaman!
Salome Zourabichvili selaku Presiden Georgia menungkakpkan kritikannya terhadap pihak kepolisian dengan mengatakan bahwa mereka telah gagal dalam tugas mereka untuk menegakkan hak masyarakat untuk berkumpul dengan aman.
Georgia mendapatkan kritikan dari kelompok hak asasi manusia dan Uni Eropa atas anggapan penyimpangannya ke arah otoritarianisme.
Setelah protes jalanan yang penuh kekerasan pada bulan Maret, ia mencabut undang-undang bergaya Rusia yang mengharuskan organisasi non-pemerintah yang menerima lebih dari 20 persen dana mereka dari luar negeri untuk mendaftar sebagai agen pengaruh asing.
BACA JUGA:Gempa Bumi Guncang Sukabumi, Jawa Barat Hari Ini, BMKG: Berkekuatan M 3,1
Georgia telah mengeluarkan undang-undang yang menentang diskriminasi dan kejahatan rasial.
Tetapi kelompok hak asasi LGBT+ mengatakan ada kurangnya perlindungan yang memadai oleh petugas penegak hukum dan homofobia masih tersebar luas di negara Kaukasus Selatan yang konservatif secara sosial.
Dua tahun lalu, beberapa jurnalis dipukuli saat penyerangan terhadap aktivis LGBT+ di Tbilisi.
Salah satu jurnalis, juru kamera Alexander Lashkarava, kemudian ditemukan tewas di rumahnya, memicu protes kemarahan di ibu kota Georgia.