JAKARTA, DISWAY. ID - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham meminta Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto tidak berlindung dibalik Presiden Joko Widodo untuk menghadapi dorongan pergantian jabatannya.
Idrus Marham menilai Airlangga sengaja melibatkan nama Preside Joko Widodo atau Jokowi untuk urusan internal Golkar.
BACA JUGA:Gratis! Begini Cara Daftar Sertifikasi Halal Kemenag
Sedangkan Jokowi sendiri sempat mengatakan dihadapan awak media bahwa dirinya tak ingin ikut campur pada dinamika yang terjadi di internal Partai Golkar.
“Airlangga itu di dalam langkah-langkah politik yang diambil dalam kepemimpinan Partai Golkar itu selalu bersembunyi di balik Presiden,” ucap Idrus melalui keterangannya, Sabtu, 29 Juli 2023.
Idrus mengatakan, Menko Perekonomian RI itu tampak menunjukan bahwa kepemimpinannya masih mendapat dukungan Jokowi.
Pengakuan tersebut dia sampaikan saat membicarakan pertemuan politiknya dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.
“Saya memahami itu, salah satu tujuannya ingin menyampaikan langkah-langkah yang diambil itu di backup oleh Presiden,” ucap dia.
Ia menuding, langkah Airlangga itu dilakukan untuk mengamankan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, Airlangga berusaha untuk meyakinkan para Ketua DPD Partai Golkar, yang memiliki hak suara untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub), bahwa kepemimpinannya baik-baik saja.
“Ini kan satu (tindakan) manipilatif. Ada indikasi manipulasi informasi, langkah-langkah politik untuk tujuan, kepentingan dirinya,” imbuh dia.
Diketahui Golkar tengah dirundung isu perpecahan internal. Sejumlah politisi senior mendorong agar Airlangga diganti dari pucuk pimpinan partai beringin. Alasannya, Airlangga tak memberikan sikap yang jelas terkait langkah Golkar menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dua menteri di Kabinet Indonesia Maju telah menyampaikan kesiapannya menggantikan Airlangga. Pertama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar. Kedua, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Di sisi lain, Jokowi membantah ada cawe-cawe Istana dibalik perpecahan internal Golkar. Ia menegaskan pihaknya tak ikut campur terhadap persoalan tersebut.