JAKARTA, DISWAY.ID-- Risk awareness yang baik perlu dimiliki bankir dalam menjalankan manajemen risiko, sehingga bank dapat membukukan pertumbuhan berkualitas. Terlebih industri perbankan menghadapi ketidakpastian ekonomi secara global.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso.
Menurutnya risk awareness perlu ditingkatkan mengingat situasi industri perbankan begitu dinamis dan terus berubah.
BACA JUGA:Kobarkan Semangat Bangsa, BRI Beri Dana Apresiasi Untuk Paskibraka Nasional
BACA JUGA:Dirgahayu Republik Indonesia, Ini 5 Kontribusi BRI untuk Rakyat!
“Maka menjadi penting (peningkatan risk awareness yang baik), untuk menjaga sustainability industri keuangan khususnya perbankan,” ujarnya di sela-sela acara sharing ‘Visionary Leadership During Uncertainty’ yang diselenggarakan oleh Bankers Association for Risk Management.
Sharing dan diskusi tersebut merupakan rangkaian dari acara peresmian penggunaan 4 Buku Manajemen Risiko sebagai referensi uji kompetensi bidang manajemen risiko perbankan, pada Selasa (15/8) lalu di BRILian Club, Jakarta.
Adapun tantangan ketidakpastian ekonomi tersebut diantaranya adalah kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu. Kemudian tensi geopolitik global yang memanas setelah invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, sehingga mendorong disrupsi rantai pasok global.
Padahal perekonomian nasional baru merangkak keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sementara tantangan di dalam negeri disebabkan karena tekanan inflasi yang tinggi setelah dilakukannya penurunan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
BACA JUGA:Tumbuh Signifikan, Volume Trade Finance BRI Capai Rp341 Triliun Dalam 7 Bulan
BACA JUGA:BRI Hadirkan Bazaar UMKM hingga Bagikan Beasiswa untuk Ribuan Anak
Oleh karena itu, lanjut Sunarso, risk awareness perlu terus diajarkan agar dapat menjaga bankir dalam menjalankan profesinya.
“Dengan demikian insyaallah kita dapat menjaga industri perbankan nasional yang merupakan salah satu kontribusi kita menjaga pilar penting perekonomian nasional. Sehingga perekonomian kita akan selalu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan dan aman”, katanya menegaskan.
Risk awareness yang baik dan terus ditingkatkan menurutnya akan membangun manajemen risiko yang kuat. Dia menilai ketika menajemen risiko perbankan nasional dibangun dengan kokoh akan mengiringi pertumbuhan ekonomi yang selama ini diupayakan pemerintah.
Terlebih kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong baik. Di mana Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sebesar 5,17% secara tahunan (yoy) pada kuartal II/2023. Persentase itu meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,04% yoy.