Koalisi Perubahan; Satu Potret Asal-usul Pemikiran dan Gerakan

Kamis 28-09-2023,13:11 WIB
Oleh: Imam Nawawi*

Uniknya, sejauh penelusuran di berbagai situs, Kiai Imam Jazuli bukan bagian dari jajaran pengurus PKB. Beberapa diskursus yang diperjuangkan agar viral oleh Kiai Imam Jazuli bercorak sangat khas, setidaknya dua karakteristik umum yang bisa dijelaskan. Pertama, NU-PKB harus bersatu. Lahirlah jargon “Ngaku NU Wajib Ber-PKB.” 

Kedua, gerakan persatuan lintas ormas, lintas manhaj, atas nama persaudaraan Islam. Gerakan ini tampaknya cukup baru. Sejauh penelusuran jejak digital, gagasan ini muncul melalui artikel Kiai Imam Jazuli berjudul “Memahami Dengan Sederhana Konsep Ukhuwah Islamiyah,” (Tribunnews, 12/9/2023).

Persatuan lintas ormas, lintas manhaj, tampaknya memang bukan sekedar wacana melainkan menjadi gerakan dan strategi politik. Media sosial Kiai Imam Jazuli, tertanggal 26 September, viral di medsos  tokoh-tokoh kunci Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadz Bakhtiar Nasir ( UBN) , tokoh Muhammadiyah DR.Fahmi salim dan Tokoh Gerakan 212 Dede Muharrom, Ketua Ikatan Alumni Timur tengah dkk sowan ke Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon

Mereka sowan ke Pesantren  untuk merapatkan barisan dalam perjuangan bersama memenangkan Anies-Muhaimin Iskandar. 

Satu hari kemudian, bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar langsung mengadakan kunjungan silaturahmi dengan mantan petinggi FPI, Habib Rizieq Shihab, di Petamburan, Jakarta (27/9/2023). Semua peristiwa ini menandakan bahwa pemikiran dan gerakan yang dikapteni Kiai Imam Jazuli mengarah pada mempersatukan PKB dan NU dengan HTI dan FPI. 

Puzzle-puzzle semacam ini saling berkesinambungan. Kiai Imam Jazuli adalah tokoh kultural PKB tetapi cukup berhasil merapatkan barisan tokoh-tokoh PKB-NU dengan tokoh-tokoh HTI, FPI, dan ALUMNI 212. 

Sampai di sini, patut untuk menyebut Imam Jazuli adalah Kiai Simbol Pemikiran dan Gerakan PKB. Idealisme dan aktivisme yang dibangun didasarkan pada spirit persaudaraan (Ukhuwah) dan persatuan (Wahdah), sebagaimana tertuang dalam artikelnya.

Seruan Penting dari Al-Azhar

Puzzle-puzzle yang berjalin kelindan bisa diurai dengan melihat perkembangan diskursus keislaman di dunia Islam. Salah satunya, Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmad at-Tayyib, pada halaqoh ke-27 Mei 2021 dalam acara "Al-Imam Al-Thayyib" mengatakan: 

"Mayoritas perbedaan antar mazhab disebabkan faktor politik. Hal ini tidak baik selama-lamanya, karena akan dijadikan alat menebar fitnah oleh musuh di antara sesama umat muslim. Namun terbukti, umat muslim berhasil membangun dinding persatuan di antara sesama muslim," (almasryalyoum, 8/5/2021).

Hemat penulis, pengaruh seruan intelektual Mesir sangat besar di Indonesia. Salah satunya terlihat pada idelisme dan aktivisme Kiai Imam Jazuli, alumni al-Azhar. Umat muslim di seluruh dunia Islam telah sadar bahwa perpecahan adalah permainan musuh-musuh. Jatuh ke dalam perpecahan sama saja terjebak jerat musuh. 

Di samping itu, ulama-ulama Al-Azhar tidak saja menjadi suri tauladan persatuan antar umat muslim, tetapi juga dengan non-muslim. Tidak berlebihan mengatakan, intelektual dan aktivis muslim Indonesia turut serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, baik melalui jalur-jalur sosial, kultural, lebih-lebih politik. Seperti diperjuangkan Kiai Imam Jazuli hari ini. Inilah fakta viral dalam atmosfer politik Indonesia kontemporer.(*)

*) Pengamat Sosial dan Politik, Mahasiswa Program doktoral UIN Sunan Kalijaga

Kategori :