Denny menambahkan, dinasti politik tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di India, ada dinasti Nehru, lalu turun ke anak dan cucunya, yakni Indra Gandhi, Rajiv Gandhi, dan Sonya Gandhi.
Dinasti politik juga terjadi di Filipina dari keluarga Marcos ke anaknya. Selain itu, Brasil, Jepang, dan Italia, jejak dinasti politik berlangsung dalam bingkai negara demokrasi.
"Dalam sejarah, dinasti politik paling tua adalah kerajaan. Pada bingkai kerajaan pun, tetap lahir raja yang hebat, peduli pada rakyat, ataupun raja yang buruk," kata Denny.
BACA JUGA:Permodalan dan Pelatihan Ultra Mikro dari BRI Group, Ternyata Mudah & Bikin Usaha Makin Lancar
Denny mencontohkan, dunia mengenal Kerajaan Romawi pernah memerintah raja yang sangat buruk, yakni Caligula. Namun, di Romawi juga hadir raja Agustus Caesar yang dianggap pemimpin besar yang memberi banyak sekali pelajaran tentang cara membangun sebuah pemerintahan yang kuat.
Dalam bingkai dinasti politik era demokrasi, John F Kennedy dan Ted Kennedy dinilai sebagai pemimpin yang berhasil.
"Legacy mereka merawat liberalisme di Amerika Serikat sangat kental. Kegigihan mereka melindungi kaum minoritas, juga populer. Tapi dalam dinasti politik era demokrasi, juga ada keluarga seperti Marcos yang dianggap buruk karena korupsi besar-besaran," terang Denny.
Menurut Denny, baik dinasti politik ataupun bukan, dua-duanya terbukti dalam sejarah mampu menghasilkan pemimpin yang baik ataupun pemimpin yang buruk.
Namun, pada ujungnya, leadership dan kualitas seorang pemimpin tergantung pada individu itu sendiri, terlepas dia bagian dinasti politik atau bukan. Apalagi, kata akhir yang menentukan dia terpilih atau tidak adalah rakyat melalui pemilihan umum.