JAKARTA, DISWAY.ID - Direktur regional WHO untuk Mediterania timur, Ahmed al-Mandhari mengatakan, bahwa Jalur Gaza hanya memiliki sisa air, listrik, dan bahan bakar selama 24 jam.
"Jika bantuan tidak diizinkan masuk ke wilayah yang terkepung, para dokter harus menyiapkan sertifikat kematian untuk pasien mereka,” kata Mandhari kepada AFP.
BACA JUGA:Makan Siang
Hingga kini, serangan udara Israel tanpa henti terhadap sasaran-sasaran di daerah kantong Palestina, sebagai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober oleh kelompok Hamas yang berbasis di Gaza yang menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, di Israel selatan.
"Gaza sekarang sedang menuju “bencana nyata,” ujar Mandhari.
Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan, sekitar 2.750 orang tewas dan 9.700 orang terluka, sementara menurut PBB, satu juta orang terpaksa mengungsi.
BACA JUGA:Daftar 10 Kota dengan Biaya Hidup Paling Tinggi di Indonesia
Pemadaman listrik mengancam sistem pendukung kehidupan, mulai dari pabrik desalinasi air laut hingga pendingin makanan dan inkubator rumah sakit.
"Bahkan aktivitas sehari-hari, mulai dari pergi ke toilet, mandi, dan mencuci pakaian, hampir mustahil dilakukan," kata penduduk setempat.