Lebih jelas, Hansen mengungkap pemanasan global yang berkepanjangan karena disebabkan pembakaran bahan bakar fosil.
Tak hanya itu, Hansen pun menyebut masalah tersebut diperburuk dengan munculnya fenomena El Nino.
El Nino melanda berulang kali dan terjadi secara dengan alamiah.
Pertama kali terjadi kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di Pantai Barat Ekuador dan Peru.
BACA JUGA:Update Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Hari Ini, Selasa 9 Januari 2024: Pagi Aman, Siang-Malam Hujan?
NASA memprediksi seharusnya El Nino melemah pada Mei 2024.
Hanya saja Hansen mengatakan, fenomena El Nino memiliki tren kenaikan rata-rata suhu global di kisaran 1,5 derajat Celcius pada tahun berikutnya.