JAKARTA, DISWAY.ID - Gen-Z usia muda semestinya lebih produktif di dunia kerja.
Gawat! 1 dari 20 Gen-Z Berisiko Jadi Pengangguran, Dipicu Masalah Kesehatan Mental
Rabu 28-02-2024,08:46 WIB
Editor : Marieska Harya Virdhani
Kaum muda lebih mungkin kehilangan pekerjaan dibandingkan mereka yang berusia awal 40-an.
BACA JUGA:Peduli UMKM dan Turunkan Angka Pengangguran, Sosok Bupati Kendal Didorong Bisa Menjadi Gubernur Jawa Tengah Menurut sebuah laporan, dikutip dari diabetes.co.uk, individu yang berusia awal 20an lebih besar kemungkinannya untuk menganggur.
Penyebabnya, karena kondisi kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang berusia awal 40an.
Menurut Resolusi Foundation, hal ini menandai tren sebelumnya yang mengindikasikan kemungkinan tidak bekerja karena penyakit meningkat seiring bertambahnya usia.
Statistik resmi menunjukkan meningkatnya tren kesehatan mental yang buruk di kalangan remaja.
BACA JUGA:Jadi Pengangguran, Gunawan Dwi Cahyo Dipecat Persik Kediri Usai Digugat Cerai Okie Agustina
Semakin banyak generasi muda yang kehilangan pekerjaan.
Ditemukan bahwa 1 dari 20 generasi muda (5%) tidak mempunyai pekerjaan atau pendidikan karena kondisi kesehatan yang buruk pada tahun 2023.
Semakin banyak generasi muda yang kehilangan pekerjaan.
Ditemukan bahwa 1 dari 20 generasi muda (5%) tidak mempunyai pekerjaan atau pendidikan karena kondisi kesehatan yang buruk pada tahun 2023.
Laporan tersebut menyoroti kondisi seperti ini dapat berdampak negatif terhadap pendidikan mereka, sehingga menyebabkan pekerjaan berupah rendah atau pengangguran.
Laporan tersebut mengidentifikasi generasi muda memiliki kesehatan mental terburuk di semua kelompok umur.
Hal ini merupakan perubahan yang signifikan dari dua dekade sebelumnya ketika negara-negara tersebut menunjukkan tingkat gangguan mental yang paling rendah.
BACA JUGA:Angka Pengangguran di Indonesia Tembus 8,42 Juta per Agustus 2022, Paling Banyak di Provinsi Ini
Gejala Gangguan Mental
Pada periode 22/2021, 34% individu berusia 18 hingga 24 tahun melaporkan mengalami gejala gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan bipolar, meningkat dari 24% pada tahun 2000.
Akibatnya, lebih dari setengah juta orang berusia 18 hingga 24 tahun diberi resep antidepresan pada tahun 2021-22.
Studi ini mengungkapkan peningkatan yang meresahkan dalam jumlah pengangguran akibat buruknya kesehatan di kalangan generasi muda, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak penyakit terhadap kemampuan generasi muda untuk bekerja.
1 dari 3 anak muda non-lulusan mengalami gangguan jiwa
"Dampak ekonomi dari kesehatan mental yang buruk paling parah terjadi pada generasi muda yang tidak melanjutkan ke universitas, dengan satu dari tiga mahasiswa non-lulusan dengan gangguan mental yang umum saat ini tidak bekerja," kata Louise Murphy, ekonom senior di Resolusi Foundation.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan muda merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya, karena mereka 1,5 lebih mungkin menderita kesehatan mental yang buruk dibandingkan dengan laki-laki muda (41% berbanding 26%).
Pekerjaan dan pendidikan merupakan hal yang mendasar bagi kesehatan
Jo Bibby, direktur Health Foundation, mengatakan bahwa pekerjaan dan pendidikan yang baik sangat penting bagi kesehatan.
Temuan penelitian ini terutama berasal dari Survei Angkatan Kerja, yang telah dihentikan oleh Kantor Statistik Nasional karena penurunan partisipasi.
Jo Bibby, direktur Health Foundation, mengatakan bahwa pekerjaan dan pendidikan yang baik sangat penting bagi kesehatan.
Temuan penelitian ini terutama berasal dari Survei Angkatan Kerja, yang telah dihentikan oleh Kantor Statistik Nasional karena penurunan partisipasi.
Namun, Health Foundation menyatakan bahwa data tersebut masih cukup akurat untuk dianalisis.
Kategori :