Di negara Skandinavia, biaya pendidikan memang ditanggung negara, karena masyarakat membayar pajak penghasilan tinggi.
BACA JUGA:Mahasiswa Bayar UKT Pakai Pinjol, ITB Sebut 1.800 Orang Ajukan Keringanan Biaya Kuliah
Adapun di Indonesia, pembayaran pajak masih rendah.
“Pembiayaan pendidikan secara gotong royong, dilakukan di Indonesia dan juga negara-negara maju. Ada subsidi pemerintah dan dari mahasiswa,” ujar Nizam.
Nizam menyebut model pendanaan kuliah berkeadilan diterapkan bagi mahasiswa, sesuai kemampuan ekonomi keluarga.
Bahkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin/tidak mampu ada Kartu Indonesia Pintar (KIP ) Kuliah yang anggarannya lebih dari Rp 13 triliun
“Namun, ada tantangan bagi kelompok masyarakat menengah. Untuk membiayai kuliah berat, tapi tidak eligble mendapat KIP Kuliah. Untuk itu, kita perlu mencari skema pendanaan yang baik, yang tidak membuat mahasiswa terjerat utang seumur hidup,” ujar Nizam.
BACA JUGA:Info Beasiswa ke Belgia Full Biaya Kuliah Gratis, Cek Persyaratannya
Skema Student Loan Dibahas
Pemerintah, kata Nizam, melalui Kementerian Keuangan sedang mengkaji skema student loans yang ramah dan tidak menyebabkan lulusan dijerat utang, serta tidak gagal bayar.
Salah satu skema student loans yang dikaji intens yakni Income Contingent Loans yang diterapkan di Australia, yang juga direplikasi di Inggris dan beberapa negara lain.
“Mudah-mudahan dengan skema tersebut, akses ke perguruan tinggi tidak lagi terkendala kemampuan ekonomi orangtua,” kata Nizam.
Perkembangan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Idnoensia dari tahun 2015 hingga 2023 terus meningkat di tahun 2015 APK PT berkisar 25-26 persen dengan jumlah sekitar 5,8 juta mahsiswa.
Di akhir tahun 2023, jumlah mahasiswa hampir dua kali lipat, sebanyak 9,8 juta mahasiswa. Kini, APK PT menyentuh hampir 40 persen.
Rata-rata inflasi biaya pendidikan di kisaran 3,8 – 5 persen.
Bahkan di perguruan tinggi utama, inflasi biaya pendidikan bisa di kisaran 8-10 persen.