Gagasan ini disetujui dengan suara bulat, dan kemudian diadakan pertama kali pada tahun 1911 di beberapa negara Eropa, dengan lebih dari satu juta peserta mengadvokasi hak-hak perempuan.
Selama bertahun-tahun, Hari Perempuan Internasional telah berkembang menjadi hari pengakuan dan perayaan global.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai merayakan hari tersebut pada tahun 1975, dan dua tahun kemudian, pada tahun 1977, Majelis Umum PBB mengundang negara-negara anggota untuk memproklamasikan tanggal 8 Maret sebagai Hari PBB untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Dunia.
BACA JUGA:Hari Perempuan Internasional, Mayoritas Nakes Didapuk Wanita sebagai Garda Terdepan Kesehatan
Hari Perempuan Internasional Wujudkan Kesetaraan Gender
Pentingnya Hari Perempuan Internasional terletak pada kemampuannya untuk memberikan perhatian pada isu-isu seperti kesetaraan gender, hak-hak reproduksi, dan kekerasan serta pelecehan terhadap perempuan.
Hal ini menyediakan platform untuk aksi kolektif dan kolaborasi dalam mengadvokasi hak-hak dan pemberdayaan perempuan.
Secara keseluruhan, hari ini merupakan pengingat bahwa kesetaraan gender masih jauh dari tercapai, dan Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu lebih dari satu abad untuk mencapai kesetaraan gender.
Hari Perempuan Internasional bukan hanya hari untuk merayakan pencapaian perempuan.
Ini juga merupakan seruan untuk bertindak demi kesetaraan gender, sehingga mendorong refleksi, advokasi, dan tindakan untuk terus meruntuhkan hambatan bagi perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia.