BACA JUGA:
Proyek tersebut menurut Gus Baha akan masih diterapkan oleh Allah SWT sampai nanti di akhirat sesama mukmin harus saling maaf memaafkan.
"Syawalan di Indonesia itu identik dengan minta maaf, jadi kalau Idul Fitri (Ied) dari kosa kata 'audun' maknanya kembali, setelah kita puasa satu bulan kita Insya Allah ber-KTP surga lagi," ucap Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube Gus Baha 'Daily.
"Dengan Romadon itu status itu (ahli surga) dikembalikan, makannya banyak ulama mengatakan 'dari kata kembali kita yang penduduk surga Insya Allah berkahnya Romadon yang diterima itu menjadi berstatus ahli surga lagi karena kita kembali ke fitrah, kembali lagi ke status ke hambaan yang benar," lanjutnya.
Jadi status ke hambaan itu harus dimantapkan terlebih dahulu untuk seluruh umat Islam.
BACA JUGA:
Jangan sampai saat menghadap ke Allah SWT, ada status lain kecuali status ke hambaan.
Analogi Gus Baha yang terus diulang-ulang, yaitu jika kita sebagai manusia belajar ilmu fisika atau ilmu apapun maka akan belajar materi sesuai dengan statusnya.
Jadi umat Islam harus terus melatih iman kepada Allah SWT.
"Saya tanpa mengurangi rasa hormat akan memberi contoh begini.. ini jam materinya dari besi, ini kertas materinya ya kertas, tentu secara fisik orang akan bilang jam ini lebih kuat daripada kertas dan itu pasti dibenarkan dari segi materi," imbuh Gus Baha.
BACA JUGA:
"Tapi kalau Anda beragama dan Anda tahu bahwa pengendali alam raya ini Allah SWT, maka kamu akan bilang 'terserah gusti Allah wae', bisa saja jam yang kuat ini saya punya niat untuk saya hancurkan dan kertas yang lemah ini saya simpan, sehingga jam tangan ini 5 menit lagi saya hancurkan benar-benar rusak, sementara kertas ini saya simpan sampai bertahun-tahun awet"
"Nah kira-kira ilmu manusia, sesuatu yang kita sangka kuat ternyata Allah SWT punya rencana untuk menghancurkan itu, dan yang kita sangka lemah ternyata Allah SWT punya rencana untuk mengabadaikan itu, itulah pentingnya iman. Hanya Allah SWT yang bisa mengendalikan semuanya." tegasnya.