JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis.
Ancaman kekeringan meteorologis di Indonesia terjadi pada musim kemarau, terutama di Jawa, Bali, Nusa Tenggara.
Potensi ini membutuhkan kesiagaan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
BACA JUGA:Cek Update Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Hari Ini, Jumat 31 Mei 2024: Efek La Nina Mulai Terasa?
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa risiko kekeringan meteorologis dan kesiapsiagaan juga sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mendapat atensi khusus.
"Sehingga risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi dan diminimalisir sekecil mungkin," kata Dwikorita Karnawati dalam siaran pers dikutip Jumat, 31 Mei 2024.
Saat ini mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang.
Tak hanya itu, analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan oleh BMKG, kondisi kering sudah mulai memasuki Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa.
"Sebanyak 19 persen dari Zona Musim sudah masuk Musim Kemarau dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan," tuturnya.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Dampak Fenomena La Nina Bagi Indonesia yang Diprediksi Muncul Juni 2024, Bahayakah?
BACA JUGA:La Nina Diprediksi 2 Hari Lagi Terjang Dunia, NOAA Siapkan Kemungkinan Terburuk
"Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," sambungnya.
Daerah Indonesia Terdampak Kekeringan
Terkait kekeringan yang mengancam Indonesia, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan bahwa hingga dasarian II Mei 2024 pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan indeks ENSO sebesar +0.21 atau dalam kondisi netral.