JAKARTA, DISWAY.ID - Salah satu rangkaian ibadah haji di Tanah Suci yang akan dilakukan oleh jemaah, yakni melempar jumrah.
Diketahui, kegiatan tersebut dilakukan dengan melempar batu-batu kerikil ke sebuah pilar dengan bentuk elips pipih di Mina.
Dalam sejarahnya, melempar jumrah ini telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
BACA JUGA:Kapan Waktu Puncak Ibadah Haji 2024? Berikut Jadwal dan Aturannya
BACA JUGA:Ini Empat Kriteria Jamaah Haji Indonesia yang Murur di Muzdalifah
Dikutip dari buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an oleh Adil Musthafa Abdul Hakim menyerangkan bahwa pelemparan jumrah dilakukan karena iblis berusaha menghalau Nabi Ibrahim AS saat melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS.
Kemudian, dari Imam al-Qurtubi menyebutkan sebuah riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas RA menjelaskan jika iblis menghalangi Nabi Ibrahin A di al-Jamaraat sebanyak tiga kali.
Karena itulah, Nabi Ibrahim AS melemparinya dengan sebuah kerikil tiap kali iblis mencoba untuk menghalau tugasnya.
Hal tersebut terus dilakukan sampai ia tiba di Jumrah terakhir.
Di sisi lain, dalam Sejarah Ibadah yang dituliskan oleh Syahruddin El-Fikri, gangguan iblis pertama kali yang dimaksudkan dalam cerita ialah meminta Nabi Ibrahim AS supaya mengurungkan niatnya.
BACA JUGA:Mengenal Program Neo Plasma ala Dompet Dhuafa, Tebar Hewan Kurban di Banten
Akan tetapi, Nabi Ibrahim AS mengetahui jika usaha yang dilakukan iblis ini adalah agar dirinya tergoda dan tidak menaati perintah-Nya.
Adapun, setelah mengetahui hal tersebut, Nabi Ibrahim AS mengambil tujuh batu dan langsung melemparnya ke iblis.
Pelemparan itulah yang sampai saat ini dinamakan jumrah ula (pertama).
Ketika upayanya gagal, iblis merubah wujud menjadi Siti Hajar agar sang suami, Nabi Ibrahim AS tidak sembelih anak kesayangannya.