"Tapi, bahwa apa yang kau benci, boleh jadi baik-baik ini, bisa dipakai untuk kehidupan sehari-hari, semoga selama-lamanya. Di dalam satu kehidupan apapun," kata dokter militer spesialis mata itu.
Ia berharap, sekelumit kisahnya yang dibukukan itu dapat menjadi pembelajaran hidup bagi anak-anaknya. Terlebih untuk siapa saja yang memutuskan untuk menjadi prajurit TNI.
"Ini bisa diambil ke seluruh aspek hidup, tetapi memang target utamanya saya, adik-adik saya, bahkan anak-anak saya. Untuk prajurit yang baru masuk, masih Letnan Dua, Letnan Satu atau sebagai dokter militer.
"Walaupun bisa dipakai oleh siapapun, yang bukan dokter, prajurit yang bukan dokter, juga mengalami. Waktu penugasan yang gak enak, itu tadi itu. Diperintahkan untuk berperang atau penugasan ke suatu tempat kan takut kita, manusia pilih saja," pungkasnya.