BBM Jenis Baru Diluncurkan 17 Agustus, Berapa Harganya?

Selasa 16-07-2024,15:54 WIB
Reporter : Rury Pramesti
Editor : Rury Pramesti

JAKARTA, DISWAY.ID - Bahan Bakar Minyak atau BBM jenis baru akan diluncurkan pada 17 Agustus 2024 mendatang.

Hal ini diungkap oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengatakan bahwa akan dirilis BBM jenis baru bersulfur rendah atau ramah lingkungan.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyampaikan jika perilisan BBM baru dijadwalkan berlangsung 17 Agustus 2024 secara bertahap di sejumlah SPBU.

BACA JUGA:Siap-Siap! BBM Solar Akan Dicampur Sawit 40% Mulai Tahun 2025

Jenis BBM baru ini kabarnya bukan dari jenis bensin melainkan jenis solar yang diklaim lebih ramah lingkungan.

Sayangnya, Agus masih belum mau membeberkan apa nama dari produk bahan bakar minyak jenis solar tersebut.

"Kalau rendah sulfur ini akan mulai tapi sebagai pilot, 17 (Agustus) itu adalah semacam kick-off-nya mau mulai di sana. Terus yang disampaikan 17 Agustus pembatasan, tadi Pak Menteri sudah menyampaikan ini lagi dibahas di Perpres 191 (tahun 2014) mengenai mana saja yang targetnya siapa saja," kata Agus.

Akan tetapi, Agus menegaskan jika produk BBM baru ini tak termasuk dalam kategori subsidi dari pemerintah.

Sebab, memerlukan biaya yang tinggi untuk memberikan subsidi pada jenis BBM rendah sulfur.

BACA JUGA:BBM Subsidi Bakal Dibatasi, Ini Daftar Kendaraan yang Tak Boleh Isi Pertalite

Karena itu, menurut Pengamat Energi Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti memperkirakan jika harga BBM jenis baru yang dirilis pada 17 Agustus mendatang ini akan lebih mahal dibandingkan dengan pertalite.

Di satu sisi, Menteri ESDM Arifin Tasrif juga menyebutkan jika saat ini pemerintah tengah 'memutar otak' agar bisa mengurangi sumbangan polusi udara dari sektor kendaraan.

"Kita kan sekarang ini kan udara kita kan banyak emisi ini gimana caranya supaya ngurangin kita hidup sehat ini alternatifnya pakai BBM rendah sulfur," jelas Arifin.

Selain itu, Arifin bersama pihaknya sedang mencari bahan pencampur lain yang dapat mengurangi sulfur konten.

Lantaran, sekarang sulfur dalam bensin yang berada di Indonesia masih 500 ppm-an.

Kategori :