JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Pertanian (Kementan) soft launching biodiesel B50 untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.
Pada soft launching ini, biodiesel B50 mulai dilakukan uji coba di Kalimantan Selatan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan penerapan secara menyeluruh biodiesel jenis ini pada 2025 atau awal 2026.
BACA JUGA:Pemasaran Produk Minyak Sawit Biodiesel Mulai Jajaki Pasar Mesir
Dengan adanya biodiesel B50 ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor untuk bahan bakar, khususnya solar, sebesar 5,73 ton.
"Sehingga ekspor CPO kita akan dialihkan jadi B50," ujar Andi di Pabrik Biodiesel PT. Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu, 18 Agustus 2024.
Diketahui, diungkapkan oleh Andi, Indonesia menguasai 58% CPO di dunia.
Sehingga, B50 akan memberikan dampak ekonomi, politik, dan seluruhnya. Sebagai contoh, negara di benua Eropa membutuhkan 2,5 juta KL per tahun.
“Jadi sudah jelas target kita adalah bersiap untuk implementasi penggunaan biodiesel B50. Melalui kegiatan soft launching ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai pelopor implementasi B50 di tanah air,” tegasnya.
BACA JUGA:Merosotnya Harga CPO Berdampak pada Kesejahteraan Petani, Ini Solusinya
BACA JUGA:Kejagung Tegaskan Penanganan Perkara Dugaan Korupsi Minyak Sawit Mentah CPO Murni Penegakkan Hukum
Lebih lanjut, Ketua Working Group B50 Andi Nur Alamsyah mengungkapkan, ketahanan energi merupakan salah satu faktor penting ketahanan nasional.
Pihaknya juga terus berupaya menjamin ketersediaan energi dan memudahkan akses masyarakat terhadap energi.
Termasuk energi biodiesel B50 dengan harga terjangkau, tapi tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.