"6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka dinegara nya begitu saja? (saya rasa tidak)," tambahnya.
Sampai di poin ketujuh, Peter menyebut seharusnya PSSI fokus dengan pengembangan pemain sejak dini.
BACA JUGA:Real Madrid Salip Arsenal Perburuan Pemain Galactico Senilai Rp 1,7 Triliun
"7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?(saya rasa demikian)," jelasnya.
Tak berhenti di situ, di poin delapan Peter berpendapat lebih baik kalah dengan terhormat dari pada menang tapi dengan cara merendahkan martabat bangsa karena dihuni pemain keturunan.
"8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa? (saya malu)," pungkasnya.
BACA JUGA:Lamine Yamal Isyaratkan Gabung Manchester City, Rayuan Kevin De Bruyne Berhasil?
Marah Karena Kerap Diejek
Selain itu, salah satu faktor dirinya merasa galau dan malu karena ia selalu diejek oleh teman asingnya.
Dia mengklaim pernah mengusir temannya itu karena mencemooh PSSI.
"Saya marah karena di ejek oleh seorang teman asing saya, yang saya usir dari kantor saya karena mencemoohkan PSSI!" kelakarnya.
Dia berharap pendapatnya ini bisa mendapat tanggapan yang baik dari publik. Ia menyebut publik harus menyadari jika proses naturalisasi hanya kebohongan dan penuh kepalsuan.
"Semoga saya mendapat tanggapan yang baik, tidak emisional, marilah kita tidak dibohongi atau Membohongi diri kita sendiri dengan keadaan PERSEPAKBOLAAN kita yang palsu," tambahnya.
Berharap Pada Prabowo
Belum usai, Peter menaruh harapan besar bahwa pemerintahan Prabowo Subianto dapat menghilangkan kebijakan naturalisasi yang menurutnya penuh kebohongan dan kepalsuan.