JAKARTA, DISWAY.ID-- Permintaan energi yang meningkat di Indonesia mendorong kebutuhan Pemutus Sirkuit Listrk (MCB) yang lebih besar.
President Direktur ABB di Indonesia Gerard Chan mengatakan bahwasanya, merayakan 100 tahun MCB, pihaknya bangga menjadi bagian penting dari sejarah inovasi yang terus mendorong perkembangan berbagai teknologi proteksi kelistrikan guna melindungi sistem listrik dari kelebihan beban dan korsleting.
BACA JUGA:Kementerian PPN/Bappenas: Persiapkan SDM Indonesia di Saat Gema Transisi Energi Tak Bisa Ujug-ujug
BACA JUGA:Strategi Bappenas Siapkan SDM Unggul Mendukung Transisi Energi Indonesia Emas 2045
"Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan warisan inovasi ABB, tetapi juga komitmennya dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan," katanya Kamis 19 September 2024.
Dirancang dengan fleksibilitas dan adaptabilitas kata Gerard, MCB ABB cocok untuk berbagai aplikasi di semua segmen, mulai dari aplikasi rumah tangga hingga industri.
MCB yang mendeteksi kesalahan listrik seperti arus lebih dan korsleting mampu memutuskan sirkuit listrik dalam waktu 10 milidetik, atau 10 kali lebih cepat dari kedipan mata.
Sistem listrik kemudian dapat direset kembali dalam waktu singkat dan mudah tanpa harus mengganti komponen apapun.
"Kami menyadari dampak signifikan perangkat ini dalam menjamin keselamatan listrik di berbagai sektor," katanya.
"MCB ABB tidak hanya memperkuat keandalan dan perlindungan sistem kelistrikan, tetapi juga berperan krusial dalam mendukung upaya global menuju solusi energi yang lebih berkelanjutan dan efisien," tambah Gerard.
ABB hadir di Indonesia pada tahun 1980-an dan sejak saat itu telah memainkan peran penting dalam berbagai sektor seperti transmisi dan distribusi daya, otomasi industri, dan produk listrik.
Selai itu hadir memberikan kontribusi signifikan terhadap infrastruktur dan pertumbuhan industri nasional.
BACA JUGA:Akselerasi Transisi Energi, PLN Jalin Kolaborasi Manfaatkan Green Ammonia untuk PLTU