JAKARTA, DISWAY.ID - Kenaikan harga emas diperkirakan oleh bank-bank dunia akan tetap meloonjak naik hingga menyentuh rekor tertinggi pada tahun 2025 mendatang.
Ada sejumlah alasan tersendiri mengapa harga emas akan tetap melonjak tinggi hingga beberapa bulan ke depan, salah satunya arus masuk yang bangkit kembali ke dana yang diperjualbelikan oleh bursa (ETF).
Faktor lain yakni bisa berupa ekspektasi pemotongan suku bunga tambahan oleh bank-bank sentral ternama dunia, contohnya Federal Reserve AS.
Hal tersebut dikatakan oleh analis sekaligus seorang pemodal dan bankir asal Amerika J.P. Morgan di catatan khusus pada Senin, 23 September 2024.
BACA JUGA:Harga Emas Hari Ini Turun? Cek Cetakan Antam Terbaru Kamis 19 September 2024
"Permintaan fisik yang kuat dari China dan bank-bank sentral mendukung harga emas selama dua tahun terakhir, tetapi arus investor, dan khususnya ETF yang berfokus pada ritel, terus memegang kunci untuk kenaikan berkelanjutan lebih lanjut selama siklus pemotongan Fed yang akan datang," ujar J.P Morgan.
Dari laporan Reuters, harga emas telah mengalami kenaikan hampir mencapai US$ 570 per ons, atau lebih dari 27 persen, sepanjang tahun 2024 ini.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa emas sedang berada di jalur untuk mencatatkan pertumbuhan tahunan terbesar sejak tahun 2010 dan menjadi aset yang menonjol pada tahun 2024.
Emas bahkan mencapai harga rekor tertinggi di level US$ 2.639,95 per ons pada hari Selasa dan telah mencapai puncaknya beberapa kali sepanjang tahun ini.
BACA JUGA:Update Harga Emas Hari Ini Cetakan Antam di Butik Logam Mulia, Makin Moncer Naik Rp 10.000
Sementara itu menurut analis dari UBS, meskipun emas telah mencapai titik tertinggi dalam beberapa kesempatan tahun ini dan bahkan berhasil melampaui kinerja dari indeks saham utama, masih terdapat potensi untuk kenaikan lebih lanjut dalam kurun waktu enam hingga 12 bulan ke depan.
Bahkan juga disoroti terkait faktor-faktor penting lain seperti arus masuk yang signifikan ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), sesuatu yang telah menurun sejak bulan April 2022.
Federal Reserve (The Fed) telah memulai siklus pelonjakan suku bunga minggu lalu dengan memotong suku bunga sebesar setengah poin persentase, dan diprediksi akan melakukan pemotongan sebesar 50 basis poin lagi pada akhir tahun ini dan satu poin persentase penuh tahun depan.
Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung menjadi pilihan investasi yang diminati selama periode suku bunga rendah dan ketika terjadi ketidakstabilan geopolitik.
BACA JUGA:Pasca Cerai dari Sarwendah, Ruben Onsu Tetap Berikan Nafkah dan Biaya Pendidikan untuk Anak-anak