Kemudian, ambisi figur publik tersebut lantas menjadi ladang bagi orang biasa untuk dimanfaatkan untuk kepentingannya.
"Terus figur publik ini dijilat-jilat rasa coklat sama orang-orang biasa yang ngarep supaya dia kecipratan."
"Negara kita dan seisinya adalah kolam paling enak buat mereka-mereka yang ngejar tahta dan kuasa," tambahnya.
BACA JUGA:Golkar Usulkan Meutya Hafid Sebagai Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
BACA JUGA:KPK: Hakordia 2024 Jadi Komitmen Seluruh Elemen Bangsa Bersatu Lawan Korupsi
"Kejar terus... Padahal makan lima suap juga udah kenyang. Makanya ada kampus abal-abal segala. Terus apa? Palingan cuma bikin ribut-ribut aja, tapi pelaku- pelakunya nggak dapet konsekuensinya," tandasnya.
Menurutnya, hal ini akan terus berulang karena mereka tidak pernah merasa cukup untuk meraih kekuasaan.
"Karena balik lagi, negara kita banyak politikus abal, public figure yang gak pernah merasa cukup, dan orang biasa yang suka jilat-jilat juga. Gitu terus ampe Indonesia bobrok," tambahnya.
BACA JUGA:Ada Gladi HUT ke-79 TNI, Polisi Imbau Hindari Kawasan Sekitar Monas Hari ini hingga Pukul 18.00 WIB
BACA JUGA:Membangun Masa Depan Pertanian Berkelanjutan dengan Teknologi Canggih yang Didukung Perum BULOG
Gitasav melanjutkan bahwa sebagai manusia tidak harus menjual prinsip dan harga diri demi mewujudkan ambisi tersebut.
"Padahal kan jadi manusia gak mesti ngejual prinsip, ngejual harga diri sebegitunya?" pungkasnya.