JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkap jumlah gempa di Indonesia sangat berkaitan erat terhadap beberapa wilayah yang memang sudah dikelilingi oleh belasan zona megathrust dan ratusan sesar aktif.
BMKG menilai, setiap tahun terjadi lebih dari 8,000 kali, dengan sekitar 350 di antaranya dirasakan secara signifikan dan sekitar 15 di antaranya berpotensi merusak lingkungan.
Selain itu, setiap dua tahun sekali, terjadi gempa yang memang benar-benar berpotensi memicu terjadinya bencana besar seperti tsunami di Indonesia.
Dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta pada hari Selasa 1 Oktober 2024, Daryono tak menampik bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang memang rentan terkena dampak bencana gempa bumi.
BACA JUGA:BPBD Ungkap Kemungkinan Bekasi Beresiko Mengalami Gempa Megatrusht, Personel Selalu Siaga 24 Jam
Kenapa demikian? Hal itu karena Indonesia dikelilingi oleh sejumlah sumber gempa seperti 13 zona megathrust dan 294 sesar aktif.
Data dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, ada setidaknya 13 zona megathrust yang mengelilingi Indonesia.
Beberapa di antaranya bahkan mengalami pecah segmen, membentuk segmen baru seperti Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.
Sementara itu di wilayah Jawa, terdapat tiga segmen, yaitu Segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.
BACA JUGA:Ada Ancaman Gempa Megathrust, BPBD Jakarta Gelar Simulasi Mitigasi Serentak Oktober 2024
Zona Megathrust merupakan ancaman serius karena potensinya untuk melepaskan energi besar yang dapat memicu goncangan hebat hingga tsunami.
Meski demikian, para pakar baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada metode yang dapat dipakai untuk memprediksi gempa bumi yang berasal dari zona megathrust.
Secara keseluruhan, Indonesia harus terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami.
Perkuat infrastruktur yang tahan gempa, edukasi masyarakat tentang perilaku aman saat terjadi gempa, serta meningkatkan kerjasama antar lembaga terkait dalam hal mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.
BACA JUGA:Fakta-fakta Gempa Megathrust yang Tinggal Menunggu Waktu: Pemicu Hingga Peta Zona Bahayanya!