JAKARTA, DISWAY.ID - Munculnya fenomena hari tanpa bayangan (kulminasi), diprediksi akan terjadi mulai hari ini, Selasa 8 Oktober 2024 hingga 14 Oktober 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan bahwa fenomena kulminasi ini terjadi saat Matahari muncul di titik tertinggi langit.
Ketika deklinasi, matahari akan sejajar dengan lintang tempat pengamat berada sehingga fenomena ini dapat diartikan sebagai Kulminasi Utama.
Kulminasi dapat merujuk pada dua hal, termasuk:
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Ada Wilayah Indonesia yang Mengalami Kondisi Hari Tanpa Hujan Lama, Ini Daftarnya
1. Dalam astronomi
Momen ketika sebuah benda langit melintasi meridian pengamat, atau garis utara-selatan di langit. Peristiwa ini juga dikenal sebagai transit meridian.
2. Secara umum
Titik di mana sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa berakhir, setelah berkembang hingga mencapai titik tersebut. Misalnya, hari kelulusan adalah puncak dari karier sekolah menengah atas.
BACA JUGA:Jadwal Siaran Langsung Arctic Open 2024 Hari Ini 8 Oktober, Rinov/Pitha-Rehan/Lisa Beraksi
Dalam astronomi, kulminasi dapat berada di atas atau bawah, tergantung pada apakah benda langit tersebut mencapai titik tertinggi atau terendahnya:
- Kulminasi atas: Ketika matahari mencapai titik tertingginya, atau paling dekat dengan zenit.
- Kulminasi bawah: Ketika matahari mencapai titik terendahnya, atau paling dekat dengan nadir.
Kulminasi dapat digunakan dalam pencatatan waktu dan navigasi, dan diukur menggunakan teleskop transit.
BACA JUGA:Inovasi Menuju Indonesia Emas, Dompet Dhuafa Raih Anugerah Indonesia’s SDGs Action Awards 2024
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena hari tanpa bayangan terjadi disebabkan oleh perbedaan antara bidang rotasi Bumi dan bidang revolusinya, yang dikenal sebagai ekliptika.
Kedua bidang ini tidak berimpit secara sempurna, sehingga posisi Matahari dari Bumi terus berubah sepanjang tahun antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan. Perubahan posisi Matahari ini dikenal sebagai gerak semu Matahari.