Ia pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia.
Nasaruddin Umar juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.
BACA JUGA:Harga Tiket Museum Nasional Indonesia yang Dibuka Mulai Hari Ini, Cek Jam Operasionalnya
BACA JUGA:Ajudan Alexander Marwata Hari Ini Turut Diperiksa di PMJ
Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Kemudian pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta.
Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.
Selain itu beliau terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.
Pada tahun 2024, KH Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.
BACA JUGA:Gibran Tanggapi Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati
BACA JUGA:Smelter Freeport Meledak Tak Lama Setelah Diresmikan Jokowi
Dalam pendidikan, Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).
Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994).
Nasaruddin Umar juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995).
Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001-2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003-2004).
BACA JUGA:Alexander Marwata Diagendakan Hadir Pemeriksaan di PMJ Pagi Ini