Sayang. Kota Qingda jauh sekali dari tempat saya sekarang: Nanchang.
Keinginan perusuh Disway agar saya nonton timnas sepak bola bertanding di sana sulit dipenuhi. Saya harus terbang dulu ke Shanghai satu jam. Lalu terbang lagi ke Qingdao: dua jam.
Memang banyak pilihan mau lewat mana. Tapi lewat Shanghai tetap yang tercepat. Bisa juga naik kereta cepat: masih 7 jam.
Saya di pedalaman Tiongkok. Qingdao di pantai timur sisi utara. Kotanya menghadap ke Korea --kalau Anda berdiri di pantainya dalam posisi hadap serong ke utara.
Saya nonton siaran langsungnya saja. Sambil ingin tahu bagaimana komentator luar negeri melihat tim kita. Yang lebih penasaran lagi: ingin tahu nama-nama pemain kita dalam bahasa Mandarin.
Sayangnya saya sendiri tidak seperti Anda: saya belum hafal nama-nama pemain nasional kita. Maka ketika nama-nama itu disebut dalam bahasa Mandarin saya tidak tahu siapa yang dimaksud.
Beda kalau komentator TV Tiongkok menyebut nama Luo Na Er Duo. Saya tahu maksudnya: Ronaldo.
Kadang nama itu disebut lengkap. Lebih sering disebut nama panggilannya: C-Luo. Tulisannya: C-罗. Singkatan dari 罗纳尔多.
Panggilan C-Luo diciptakan agar orang Tiongkok keluar dari kesulitan akibat banyaknya orang yang bernama mirip Ronaldo.
Maka Ronaldinho di Tiongkok dipanggil Xiao Luo. Luo-muda. Sedang Ronaldo Luis Nazario de Lima dipanggil Da Luo. Luo-senior. 小罗。大罗。
Anda pasti masih ingat siapa Ronaldo Luís Nazário de Lima (大罗). Saya tidak perlu menjelaskan siapa penyerang timnas Brasil itu.
Saya juga sudah biasa mendengar siapa yang dimaksud komentator dengan nama Mo Sa La He (模洒拉河). Jangan Anda artikan tiap hurufnya. Biar perusuh Wilwa yang menjelaskan.
Anda pun bisa menebak: Mo Sa La He itu pasti Mohamad Salah-nya Liverpool.
Sayang yang kedua, saya keburu meninggalkan Fuqing. Kalau masih di Fuqing saya bisa nobar dengan para mahasiswa Indonesia di sana. Pasti seru.
Hari Minggu lalu saya kumpul dengan mereka. Makan siang bersama. Sekitar 30 orang mahasiswa hadir --lima di antara mereka pakai Jilbab.
Bersama mahasiswa Indonesia di Qingdao.--
Di situ saya kenal Julian Chandra, ketua persatuan pelajar Indonesia di Fujian. Ia lulusan SMK Cibinong yang kini mengambil prodi manajemen keuangan.
Malamnya saya kumpul mahasiswa Indonesia lagi. Di kota Fuzhou. Satu jam dari Fuqing. Julian ikut ke Fuzhou. Makan malam lagi. Di restoran Indonesia di Fuzhou.
Nama restonya: Bandung (万隆). Pemiliknya memang asal Bandung: Hartanto Wiratama Tanto. Ia punya istri orang Xiamen.
Hartanto kini menjadi ketua Warung Kopi Fujian (lihat Disway kemarin), menggantikan Christopher Tungka.
Coba saja masih di Fuqing, atau di Fuzhou, bisa nobar seru di resto Bandung. Ups...tidak bisa. Tanto sendiri sudah punya tiket terbang ke Qingdao: nonton timnas langsung di Qingdao.
Tapi saya di Nanchang. Nonton sendirian. Tidak mau minta diadakan nobar. Kalau pun ingin nobar pasti yang lain pro Tiongkok --alangkah tersiksanya batin.
Yang juga menyesal tidak bisa nonton ke Qingdao tidak hanya saya. Juga seorang dokter Sahabat Disway: dr Jagaddhito. Ahli jantung. Aktivis mahasiswa saat di Unair. Lalu ambil spesialis jantung di UGM. Sekarang ia bertugas di RSUD Brebes, Jateng.
Jagaddhito akan sekolah di Qingdao --di Ri Zhao, dekat Qingdao. Beberapa hari lagi ia berangkat. Tiket sudah terbeli. Tidak bisa dimajukan.
Jagadito --putra mantan rektor ITS Prof Priyo Suprobo-- akan menjadi dokter Indonesia angkatan pertama yang disekolahkan ke Tiongkok. Ada 70 dokter di angkatan pertama ini. Pertanda di soal kedokteran pun Indonesia mulai kiblatain: barat dan timur.
Jagaddhito akan ditempatkan di rumah sakit kabupaten Ri Zhao, sekitar 50 dari Surabaya --kalau Qingdao diibaratkan Surabaya.
Saya tahu kota itu. Meski rumah sakit tingkat kabupaten tapi mutunya tidak kelas Lampung Timur.
Di RS itu bertugas seorang dokter yang layak kalau hanya mau bertugas di Beijing atau Shanghai.
Ia pilih di kabupaten: Prof Dr Jun Bo Ge. Anda sudah tahu siapa ia: ahli jantung terkemuka yang namanya sampai masuk daftar Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok --entah apakah ada lembaga seperti ini di Indonesia.
Saya berdoa di masjid Fuzhou: agar sahabat Disway itu sempat dimentori oleh Prof Jun Bo.
Di sana nanti ia pasti diberi nama Mandarin. Saya tidak akan menyarankan pilih nama apa. Biarlah mentornya di sana yang memilihkan. Asal jangan Sa La He.( Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 15 Oktober 2024: Liem Din
djokoLodang
Hok juga bisa berarti kelelawar. Nulis huruf nya bagaimana, ya, p Wilwa? 1) Hui Thian Pian Hok. Kelelawar Terbang ke Langit. Julukan Kwa Tin Ok, guru pertama Kwee Tjeng. 2) Tjeng Ek Hok Ong. Raja Kelelawar Baju Hijau. Julukan Wie It Djiauw, satu dari empat "Raja" Beng Kau. Tiga lainnya adalah: Kim Mo Say Ong; Raja Singa Bulu Emas. Tjia Sun, ayah angkat Thio Boe Ki. Pek Bi Eng Ong, Raja Elang Alis Putih. In Thian Tjeng --kakek Thio Boe Ki. Thji San Liong Ong -- Raja Naga Sisik Ungu. (hebat ya, imajinasi pengarang cerisalnya. Chin Yung alias Louis Cha). 3) Itu tadi cerita silat. Sekarang, yang nyata, ada kelelawar IKN.
Wilwa
Dialek/Logat Hokcia/Fuqing KONON agak berbeda dengan dialek/logat Hokkian/Fujian sehingga kadang nggak nyambung satu sama lain. Yang jarang mereka sendiri ketahui adalah hal itu disebabkan asimilasi pendatang dari utara dengan penduduk lokal yang beragam suku, yang terjadi sejak Dinasti Zhou 3000 tahun yang lalu hingga Dinasti Tang 1500 tahun yang lalu. Pembauran selama 1500-2000 tahun itulah yang menyebabkan Nan Yang 南洋 (Laut 洋 Selatan 南) begitu kaya dengan logat/dialek mulai dari logat Guangdong/Kwangtung/Canton 廣東, Fujian/Hokkian 福建, hingga Fuqing/Hokcia 福清
Achmad Faisol
pembeli: kamu bohong, ya... penjual: ga, pak... pembeli: buktinya, motor ini bagian ini rusak, bagian itu rusak, bagian eta juga rusak... banyak yang rusak... padahal, kamu cerita motor ini bagus... penjual: saya hanya menceritakan bagusnya motor ini... bagian-bagian yang rusak tidak saya ceritakan... saya ga bohong, lho... pembeli: ?$&%@[]ۣdjokoLodang
Rasanya Liem memang tidak bohong waktu ditanya petugas pelabuhan Surabaya. Bahwa dia tidak ikut siapa-siapa. Tapi, saat ketemu pak Harto, rasanya tidak mungkin kalau dia tidak pernah bohong.
Achmad Faisol
Liem juga teringat bagaimana dipukul ayahnya ketika ia ketahuan berbohong. "Kamu harus ingat seumur hidupmu tidak boleh bohong". ####### bohong dan dihukum... bohong tetapi dibela... bohong tetapi ga ketahuan... bohong tetapi ga merasa... entahlah...
Fauzan Samsuri
Mengapa orang membuat patung? salah satu jawaban dari ChatGPT adalah untuk perigatan dan pengharagaan untuk memperingati seseorang dan peristiwa penting, maka sangat wajar kalau ditengah-tengah pendopo ada patung Liem Sioe Liong sebagaimana peruntukkan museum ini, yang menjadi tidak wajar kemudian (bagi sebagian orang yang ramai di medsos) adalah sebagaimana pembuka tuisan ini; Ia tidak akan mati lagi, ia duduk abadi, gagah, dan anggun di museum baru ini (Abah DI).
djokoLodang
-o-- Abah, di museum itu apakah ada guru Tango yang ngajari cucu Liem Soei Liong? Siapa nama cucu itu? Itu kah awalnya --atau cikal bakal-- senam dansa pak DI? Saat Abah menyaksikan tarian tango anak kecil itu? Tentu, tidak peris sama, tapi senam dansa p DI ada rasa tango nya. --koJo.-
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
MAS LIEM.. Liem Sioe Liong, raja bisnis Indonesia. Mungkin bisa disamakan dengan Thanos di dunia ekonomi. Bedanya, Liem tidak memusnahkan separuh populasi, tapi membangkitkan separuh ekonomi Indonesia. Melalui Salim Group, Liem berkontribusi besar dalam beberapa sektor penting.. 1). Makanan (Indofood), 2). Semen (Indocement), hingga.. 3). Bank (BCA). Kalau ekonomi itu sepak bola, Liem adalah penyerang sekaligus pelatihnya. Tak hanya membangun perusahaan besar, Liem juga menciptakan lapangan kerja yang tak terhitung. ### Jadi, kalau kita pernah makan mi instan sambil memikirkan cara jadi sukses, ingatlah, mas Liem sudah duluan mencetak "gol-gol" pentingnya!
Wilwa
Guang Bing 光餅. Dibaca: Kuang Ping. Artinya Light,Ray/Sinar,Cahaya 光 Cake / Kue 餅. Diambil dari nama Qi Ji Guang 戚 继光 (1528-1588). Seorang jendral Dinasti Ming yang sukses mengatasi bajak laut Jepang di pesisir Tiongkok dan "invasi" Mongolia di luar tembok besar. Cara pembuatan Kuang Ping atau Kom Pyang (konon dari logat/dialek Jian Ou 建歐, logat Hokkian Utara) mirip pembuatan "Roti" Naan di Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah. Ini membuktikan telah terjadi pertukaran budaya kuliner antara Tiongkok, India, Timur Tengah ketika "kompyang" ini tercipta.
djokoLodang
-o-- ... Sehari sebelumnya saya diantar ke warung pembuat kompyang terenak. Orang Surabaya yang ke Fuqing sering berpesan agar dibawakan oleh-oleh kompyang. Itulah burger gaya Fuqing. Bisa diisi apa saja. ... Tahun 1960-an di Solo juga ada kompyang. Penjualnya --naik sepeda-- biasa lewat gang depan rumah saya sambil meneriakkan "kompyang...kompyang...". Memang kue nya keras sekali. Entah lah, apakah sekarang masih ada kompyang di sana. -koJo.-
Jo Neca
Dulu nenek buyut saya yang asli Semarang.Yang seumuran Kakek Liem bercerita begini.Lampu petromak atau teplok merk Strong King.Terinspirasi oleh kakek Liem Sioe Liong...Hahahhaa saya sedikit tidak percaya.Tetapi saya tahu maksud nenek.Bahwa mau jadi manusia tirulah falsafah hidup orang Sukses.Sebab jaman sekarang kalau anda JUJUR.Anda justru akan di cap Penjahat.Dan kalau anda jujur di lingkaran Serigala.Anda akan di santap ramai ramai.
djokoLodang
-o-- Kakek berusia 85 tahun yang tinggal di Lembang dilarikan ke rumah sakit setelah kehilangan kesadaran. Setelah siuman, dokter menanyakan serangkaian pertanyaan kepadanya: “Anda tahu di mana Anda sekarang berada?” “Di Rumah Sakit Advent.” “Sekarang Anda di kota mana?” “Kota Bandung. Bukan di Lembang.” “Anda tahu siapa saya?” “Dr. Budiman.” Kakek itu kemudian menoleh ke perawat di sampingnya dan berkata, “Saya harap dokter itu tidak bertanya apa-apa lagi kepada saya.” “Mengapa?” tanya Suster. “Karena semua jawaban nya sudah tertulis di kartu pengenal yang dipakai di dadanya.” --koJo.-
Jokosp Sp
Entahlah.......mudahan tidak. Jika hari ini akan ada yang menggugat lagi oleh-olehnya. La sudah tiga bulan saja masih pura-pura lupa, padahal Pak Mirza saja ingat apalagi saya dan perusuh lainnya. Sengaja sambil ngece atau gimana?. Pesan buat yang mengharap sepatu nomer 42....sing syabar ya, Allah menyukai hambanya yang syabar.
Mirza Mirwan
"Posisi duduknya mengingatkan saya pada patung Presiden Abraham Lincoln di Washington DC," tulis Pak DI tentang patung Liem Sioe Liong. Patung Lincoln yang dimaksud Pak DI tentulah yang di Lincoln Memorial. Karena ada patung Lincoln lain di depan Court of Appeals, Washington DC, dalam posisi berdiri -- sekitar 3km arah timur dari Lincoln Memorial. Ada puluhan patung presiden ke-16 AS itu di berbagai kota dan negara bagian. Kembali ke patung Liem Sioe Liong. Setelah saya perbesar ternyata posisi duduk Bos Liem berbeda dengan Lincoln. Bos Liem duduk dengan posisi kedua kaki sejajar. Kedua tangannya menumpang paha. Sementara posisi duduk Lincoln, kedua tangan menumpang di atas sepenuh sandaran kursi (armrest). Kedua kaki Lincoln tidak sejajar. Kaki kanan lebih ke depan daripada kaki kiri. Jangan-jangan ide dasar museum Bos Liem di Fuqing itu memang meniru Lincoln Memorial di Washington DC. Sebab museum di Fuqing itu dalam bahasa Inggris disebut "Liem Sioe Liong Memorial Hall". Lalu tentang anak tangga yang (menurut Pak DI) jumlahnya 90 itu. Kok seperti yang di Lincoln Memorial, yang jumlahnya 87 anak tangga. Apakah hanya kebetulan? Entahlah.
Jokosp Sp
Nenek ke cucunya bilang : kamu tidak boleh berbohong, jadilah anak yang jujur. Bapak ke anak : bohong sedikit itu tidak apa demi masa depanmu dan keluarga. Itulah cikal bakal rusaknya kejujuran yang diajarkan nenek kecucunya dirusak oleh bapaknya sendiri. Demi sang anak jadi pemimpin toh konstitusi dirusaknya lewat pamannya. Semoga sejarah akan membalik pembenaran itu suatu saat, dan seperti sudah dimulai dengan caci maki yang sebelumnya dianggap itu benar.
M. Zainal Arifin
Isteri: dulu kau suka Pandangan Hidup, Kemuduan kau suka Pegangan Hidup, kini kau suka nya Perjuangan Hidup. Perjuangan Hidup Mati,
djokoLodang
-o-- Istri menyajikan sarapan untuk Suami. Bersamaan dengan itu, dia juga memberikan tablet dan berkata: "Minum Paracetamol ini setelah sarapan." Suami: "Kenapa? Aku tidak demam." Istri: "Baiklah, kalau begitu minum Milanta. Ini sudah kubelikan kemarin." Suami: "Walah. Aku bahkan tidak punya masalah lambung." Istri: "Baiklah, kalau begitu, Vegetta saja. Kamu akan langsung merasa lega." Suami: "Sayang, perutku baik-baik saja." Suami: "Eh, kenapa tiba-tiba begitu peduli dan khawatir padaku? Terima kasih sayang, tapi aku benar-benar bugar, segar, dan energik." Istri: "Bagus sekali! Bugar, segar, dan energik. Sekarang ambil sapu dan bersihkan sarang laba-laba di sudut dinding itu dan sekalian bersihkan juga loteng yang penuh debu." --koJo.-
Jimmy Marta
Hasan Din (1905-1974), tak banyak yg menyebut namanya. Ia memang bukan tokoh terkenal. Beda jika kita menyebut nama Soekarno atau Megawati. Padahal dua sosok itu adalah mantu dan cucunya. Ya, buah perkawinan Hasan Din dg Siti Chadijah mereka punya sulung Fatmawati. Semasa muda Hasan Din bekerja di Borsumij (1 dantara 3 perusahaan besar belanda di Indonesia). Bergaji besar, tapi jiwa nasionalismenya ternyata lebih besar. Ia lebih memilih ikut bergabung ke barisan pergerakan. Keluar dari borsumij, lalu jadi pengusaha dan aktif di Muhammadiyah. Saat itulah ia dikejar-kejar Nica. Berkat organisasi Tionghoa Cong Siang Hwe, ia diberi perlindungan. Disitu pula Hasan Din kenal Om Liem.
Fiona Handoko
Selamat pagi ka wilwa, bp dg, ka nimas. Ooh, masa bp liang = sobat xiong mao? Saya merasa. Tulisan sobat xiong mao tentang tiongkok. Lebih hidup dari tulisan bp mantan sesuatu. Sayang, beliau lama tidak berkunjung ke lapak chd
Wilwa
Liem Sioe Liong. Mandarinnya Lin Shao Liang 林紹良. Shao 紹 = continue, carry on/ meneruskan, melanjutkan. Liang 良 = good, virtuous, goodness, virtue/ baik, bajik, kebaikan, kebajikan. Meneruskan kebajikan.
Muh Nursalim
Gus Ji Gang. Itu semboyan orang kudus. Ngaji dagang. Berkah ngaji orang-orang pada alim dan ngerti agama. Berkah dagang orang kudus jadi kaya. Ini tidak lepas dari peran sunan kudus. Beliau itu walisongo yang alim dan kaya. Maka sampai hari ini kudus itu banyak sekawli pesantren. Satu RT mungkin ada 8 pesantren dengan corak yang berbeda-beda. Semuanya ramai semua banyak santrinya. Dan dari banyak santri segala kebutuhannya dicukupi oleh masyarakat. Jadilah simbiosis mutualisme yang asyik. Satu keluarga dari luar kudus mungkin hanya mondokkan satu santri. Tetapi setiap bulan keluarganya nyambangi si santri. Jadilah wisata religi tanpa direncanakan. Maka Kudus itu sangat kaya. Bahkan paling kaya se jawa tengah.
Udin Salemo
ya tuhaaan... dalam keadaan sulit kalau masih bikin kementerian akeh nemen, aku sungguh prihatin, masygul, dan maraaaah... kok, gak punya rasa, hati dan pikiran melihat mayoritas rakyat hanya punya uang dua ribuan lima lembar dalam dompet. sungguh sontoloyo...
Everyday Mandarin
Petuah dengan suara asli Liem bisa didengar di sini. Tentang 信用是第二生命 (Kepercayaan Adalah Nyawa Kedua) liemsioeliong.cn/?list_41/282.html Liem yang tidak lancar berbahasa Mandarin -apalagi Indonesia, tapi bisa menaklukkan ekonomi Indonesia- bicara dalam campuran sedikit Mandarin dan mayoritas bahasa ibunya, Hokchia (福清).
Everyday Mandarin
Nama 林紹良 (Mandarin: Lin Shaoliang, Hokkien: Lim Siu Liong) sudah saya dengar sejak tahun 1980-an. Walau kita tinggal di Palembang, papa saya ga kekurangan info berita di koran Mandarin: INDONESIA. Mungkin di koran tsb sering dibahas kiprah bisnis di ibukota. Saat saya SMP di tahun 1990, ada Majalah Senang yang cukup populer saat itu. Jurnalis kawakan seperti Pak DI pasti tahu majalah ini. Dalam 1 edisi, di cover majalah tersebut tertulis "Liem Sioe Liong Gajinya 4 Miliar/Bulan". Karena takjub dengan angka sebesar itu di tahun 1990, saya bertanya ke papa saya, "Apa benar gaji Lin Shaoliang 4 miliar sebulan?" Papa saya jawab, "Lebih".
Imam Hanafi
Anda keliru besar kalau baca tulisannya abah DI melibatkan perasaan dan emosi spiritual Anda. Baca tulisan disway kudu dengan hati netral. Biar gak kebawa emosi. Kalau yang pernah belajar di pesantren, gak mungkin mau beli ote ote meskipun berisi rumput laut, disaat bersamaan penjualnya punya opsi jual ote ote berisi babi. Yang peduli fikih akan yakin; gak mungkin baik alat ataupun bahannya tak bercampur sama sekali. Jadi, nikmati saja tulisan abah, ambil hikmahnya
Nimas Mumtazah
Sampai detik ini saya masih dialog sunyi dg tulisan Pak Ahmadie Thaha. Abah dan panjenengan ( komentator) sudah sampai Tiongkok, sy masih berkutat dg " Kebijaksanaan orang - orang gila" Abul Qasim An Naisaburi. Ngikuti muhibbahnya abah senang hati, ولكن...????
Gianto Kwee
Pesan untuk Mas Prabowo, lebih baik pakai orang lain sebagai Team ! jangan pakai saudara apalagi saudara kandung, Repot dan serba gak enak, Salam Damai
Liam Then
Pak Liem masih kalah dengan Gusdur. Pak Liem karena jasanya cuma dibikinkan patung. Kalau Gusdur, sampai dibuatkan altar dan disembahyangi setiap saat. Jasa Pak Liem kepada Fuqing, dianggap sangat besar, tapi jasanya kepada Indonesia masih relatif, masih bisa diperdebatkan, karena tanpa Indonesia, tentu tidak akan Pak Liem dibangunkan museum di Fuqing. Masalah ratusan ribu tenaga kerja yang tersedia oleh group Salim, sumbangsihnya kepada kemajuan ekonomi Indonesia, perlu ditimbang begini, misalnya waktu itu bukan Pak Liem yang muncul, tentu ada sosok lain yang gantikan, karena objek dan sumber daya usahanya sudah jelas, terikat dengan eksistensi Indonesia. Jasa penciptaan ratusan ribu lapangan kerja, yang menyumbang bagian porsi putaran ekonomi Indonesia, sesungguhnya sudah impas dengan jumlah kekayaan yang diperoleh oleh group usaha keluarga Salim turun temurun. Saya pribadi bertanya-tanya apakah group Salim ini patriotik? Usahanya di Indonesia banyak dikendalikan dari holding yang terdaftar di bursa saham luar negeri. Tapi yang jelas, Pak Liem dan Keluarganya, sudah jelas lebih berguna buat Indonesia dibanding saya, yang cuma perusuh dan tukang gacor.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
HIDUP LIN SHIAO LIANG..!! "林紹良万岁" Begitu penutup Disway 15 Oktober 2024, hari ini.. ### "林紹良万岁" adalah ungkapan dalam bahasa Mandarin yang berarti "Lin Shao Liang hidup 10.000 tahun." Atau "Hidup Lin Shao Liang." Frase "万岁" (wàn suì). Secara harfiah berarti "10.000 tahun" dan sering digunakan sebagai seruan penghormatan atau pujian kepada seseorang yang dianggap penting atau berpengaruh. Lin Shao Liang adalah nama Mandarin dari Liem Sioe Liong. Seorang pengusaha besar Indonesia keturunan Tionghoa, pendiri grup Salim. Kata penutup ini menyiratkan, kekaguman Pak Dahlan terhadapnya.
Liam Then
Orang Tionghoa Indonesia jangan lupa jadi orang Indonesia, jangan sibuk saja ingat 1998, tapi lupa kalsium pada tulangnya, kandungan oksigen dalam darahnya, hasil sumbangan tanah air Indonesia. Tionghoa yang jadi bandar sawit besar, jangan lupa, kamu tanam sawit itu di tanah Indonesia, kala harga lebih mahal diluar negeri, dolar lebih harum, janganlah kau sembunyi-sembunyi kirim keluar. Kalau aku yang jadi penguasa, sudah habis tanah kebun kau aku nasionalisasi. Saudaraku yang pribumi, yang jadi penguasa, harap belajar geografi lagi, ini pesan Madison, Indonesia itu terlalu besar,luas dan kaya raya,untuk cuma sampai posisi saat ini. Menteri dikabarkan tidur di atas kasur harga 170jt,sementara masih tersebar kabar ancaman kelaparan di Papua, anak sekolah dasar disana harus menerabas medan kesekolah sambil bertelanjang kaki. Belajarlah sampai ke negeri cina, bukan untuk diperdebatkan apakah ini hadist atau bukan, tapi sebagai cerminan ambisi orang Arab zaman dulu, terhadap capaian kebesaran dan kekuasaan kekaisaran Cina tempo dulu. Sekarang ini masih relevan, Tiongkok bisa bangkit setelah terpuruk lama, Indonesia tak perlulah contoh, asal jangan dibuat terpuruk saja, orang sudah puas. Asal beras, biaya sekolah ,prospek masa depan anak keturunan ada tergambar jelas , itu orang sudah puas. Jangan sampai ada cerita lagi, menantu pemimpin ngeluh makan kue 400rb di Amerika, padahal bapak mertuanya sering ada dalam berita, hadapi antrian panjang orang rebutan bansos.