Gelap Cahaya

Jumat 18-10-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

BERENAM kami ke masjid itu. Masjid di pusat kota Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian.

Masjid besar. Kosong. Gelap. Padahal sudah waktunya salat magrib –salat ''tiga unit gerakan'' di waktu matahari terbenam.

Gerbang depannya tutup. Ini gerbang baru. Temboknya tinggi sekali. Bernuansa Islami.

"Lewat samping," ujar Alwi Arifin, dosen Bahasa Indonesia asal pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

Alwi sudah biasa ke masjid itu. Tiap Jumat. Tapi baru sekali ini datang di waktu magrib.

Kami pun masuk lewat gerbang samping. Memasuki koridor. Itulah koridor yang memisahkan bangunan gerbang depan dengan bangunan masjid.

Gerbang depan itu sekaligus untuk kantor, penunggu masjid, dan ruang pertemuan. Bangunan masjidnya sendiri sepenuhnya untuk ruang ibadah.

Setelah berwudu kami masuk masjid. Berwudu adalah ritual membasuh muka, tangan, dan kaki sebelum salat.

Sambil meraba-raba di kegelapan kami memasuki pintu utama masjid. Pintu besar. Benar-benar gelap.

Di dalam masjid kami menyebar ke segala arah: mencari di mana saklar untuk menghidupkan lampu. Termasuk dua mahasiswa yang Buddha dan Kristen itu. Ikut sibuk.

Mereka pun menyalakan flash di handphone. Lumayan. Masjid ini besar. Semua area di dekat pintu diraba. Tidak ketemu. Saya menuju tempat imam –biasanya ada saklar di situ. Juga tidak ada.

Rupanya ada on-off tersentral di kantor masjid. Kantornya terkunci.

Alwi lari ke bangunan depan. Ia menemui penjaga masjid. Ia merayunya untuk menyalakan lampu sentral. Tidak berhasil.

Petugas itu tidak berani melangkahi prosedur. Ia justru mengatakan mengapa harus menyalakan lampu. Kan cukup pakai bocoran cahaya dari koridor.

Memang lama-lama terasa tidak gelap. Sebersit cahaya dari gerbang sudah bisa mengusir gelap. Kata ''mengusir'' itu tidak tepat.

Kata ''gelap'' hanyalah ciptaan penyair. Di mata ilmuwan gelap itu tidak ada. Yang ada adalah cahaya. Gelap terjadi karena tidak ada cahaya.

Maka di remang-remang cahaya itu kami menuju arah imam biasa memimpin salat.

Saya minta Alwi yang jadi imam. Alwi justru memaksa saya jadi imam. Terjadilah saling paksa.

Akhirnya saya bisiki telinga Alwi: "Anda saja yang jadi imam. Saya baru saja murtad".

Alwi pun tersenyum. Saya langsung mengumandangkan iqamah. Serasa Novi Basuki lagi jadi imam di depan saya.

Rupanya teman yang Buddha dan Kristen tadi mengabadikan kami salat. Entah dari mana mereka dapat cahaya (lihat foto).


Dahlan Iskan salat berjamaah di masjid di pusat kota Fuzhou.--

Sebenarnya ada satu teman lagi yang bisa dipaksa jadi imam: Moh Khodir. Ia, dulu, guru bahasa Mandarin Alwi di pondok Nurul Jadid. Juga guru mandarinnya Novi Basuki. Khodir kini lagi di Fuzhou: menyelesaikan S-3. Ia calon doktor di bidang kurikulum.

Khodir adalah generasi pertama santri Nurul Jadid yang bisa bahasa Mandarin. Juga asli Probolinggo. Juga suku Madura pendalungan. Juga rendah hati dan menjaga sopan santun yang tinggi.

"Di sini bisa menyelesaikan S-3 selama tiga tahun dianggap pintar. Kalau empat tahun dianggap kurang pandai," ujar Khodir. "Saya sudah empat tahun belum selesai," tambahnya.

Apakah disertasinya nanti juga ditulis dalam bahasa Mandarin?

"Akan saya tulis dalam bahasa Inggris," ujar Khodir. "Pembimbing saya yang minta," tambahnya.

Sebenarnya ia lebih suka menulis disertasi dalam bahasa Mandarin. Tapi universitasnya ingin meningkatkan rating internasionalnya.

Caranya: menghasilkan lebih banyak penelitian yang ditulis dalam bahasa Inggris. "Calon doktor mahasiswa Tiongkok sendiri didorong untuk menulis disertasi dalam bahasa Inggris," ujar Khodir.

Masjid Fuzhou ini memang berbeda dengan banyak masjid di Tiongkok. Di Beijing maupun Tianjin, masjidnya berada di tengah komunitas Tionghoa suku Hui. Suku Hui itu Islam semua. Masjidnya ramai. Di sekitar masjid penuh dengan resto halal. Enak-enak. Satenya. Huo kuo-nya. Mie dagingnya.

"Hanya kalau Jumat masjid ini ramai. Muslim dari mana-mana datang ke sini," ujar Alwi.

Usai salat magrib kami kumpul lagi di resto ''Bandung''. Resto masakan Indonesia ini sudah punya enam cabang di Xiamen dan Fuzhou. Setelah makan dan omon-omon, guru asal Surabaya tampil. Ia guru piano di Xiamen.

Tidak ada piano di resto itu. Ia sudah merekam suara piano yang ia mainkan. Itu untuk mengiringi istrinya, asal Heilongjiang, yang akan tampil menyanyi. Dia menyanyikan Bengawan Solo. Lalu Rayuan Pulau Kelapa.

"Sudah bisa berbahasa Indonesia?" tanya saya dalam Mandarin.

"Sedikit-sedikit," katanyi. "Mandarin Anda jauh lebih baik dari suami saya," ganti dia menyela.

Saya kira itu caranya merendah. Ternyata begitulah adanya. Sudah 20 tahun punya istri orang Harbin, tinggal di Tiongkok, Mandarinnya guru piano itu masih gaya Suroboyoan.

"Kalau ia bicara Mandarin kadang saya tidak mengerti," ujar sang istri.

Ternyata, di rumah, suami istri ini bicara dalam Bahasa Inggris. Mereka bertemu di luar negeri: di Thailand. Saat sama-sama kuliah di sana.

"Bahasa Mandarin Anda seperti orang di daerah saya," ujarnyi. Lalu dia tampak senang ketika saya infokan bahwa saya pernah belajar dengan cara homestay di kota kelahirannyi: Harbin. Yakni kota yang kalau musim dingin bisa minus 30 derajat. Itulah kota yang tiap tahun diselenggarakan festival istana salju.

Usai Rayuan Pulau Kelapa, si jilbab asal Belitung Timur, Gita Wulan Suci, maju. "Saya mau nyanyi dangdut," katanyi. Saya menebak-nebak dangdut yang mana. Kalau cocok saya akan jadi penari latarnya –pakai gerakan senam dansa.

Ternyata dia mengalunkan lagu Rungkad. Cocok. Ada gerakan senam dansanya. Lalu Poco-Poco. Cocok. Disambung Maumere. Tambah cocok. Semua lagu itu saya hafal gerakannya.

Mereka pun mengikuti gerakan itu di belakang saya. Di lantai dua resto Bandung itu.

Kok semua lagunya Indonesia. Saya pun minta lagu Xiao Ping Guo. Apel kecil. Gerakannya agak mengentak.


--

Lagi asyik mengentak-entak, ketua Persaudaraan Indonesia ''Warung Kopi'', Christopher Tungka, teriak ketakutan. Ia khawatir lantai dua ini roboh. Apalagi para mahasiswa ikut pula mengentak-entakkan kaki.

Ini memang bangunan tua. Pantas khawatir. Semua bangunan di kawasan ini bangunan tua. Kota tua. Yakni kota tua yang diberdayakan menjadi pusat turisme yang sangat ramai. Tidak boleh ada kendaraan memasuki kawasan ini. Mobil maupun motor.

Acara pun diakhiri dengan lagu Kemesraan. Sudah pukul 21.00. Sebagian dari kami harus kembali ke kota Fuqing.

Saya diantar oleh Gina Dewi dengan mobil BMW-nyi. Dia jauh-jauh datang dari Xiamen untuk acara itu: nyetir mobil tiga jam. Lalu nyetir lagi satu jam mengantar saya pulang ke Fuqing.

Gina termasuk 5-i. Usahanyi di bidang sarang burung. Sarang burungnyi didatangkan dari Indonesia. Lalu dia kemas dengan merek perusahaannyi.

Gina asli Surabaya: Petra Kalianyar. Dia kuliah di Quanzhou dekat Xiamen. Di situ bertemu lelaki idaman yang kini jadi suaminyi.

Saat turun dari lantai dua resto Bandung saya punya perasaan menyesal. Saya menuruni tangga kayu dengan perasaan bersalah. Tiba di lantai bawah saya mendongak ke atas. Kalau lantai itu tadi runtuh....( Dahlan Iskan)



Komentar Pilihan  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 17 Oktober 2024: Alwi Novi

Achmad Faisol

Masih ada satu huruf hidup lagi yang diperkenalkan oleh Alwi ke mereka: e dengan coret miring di atas. ####### ada tiga sebenarnya, yaitu, e, é, dan è... e: benar é: besok è: bebek ê: yang ini sudah ga digunakan lagi karena sama dengan 'e'...

djokoLodang

-o-- IBU PERI Seorang janda tua sedang duduk di teras depan rumah, menikmati alunan kursi goyangnya yang bergoyang pelan. Tiba-tiba Ibu Peri muncul di hadapannyi. "Kamu sudah berumur panjang dan selalu berbuat baik," kata Ibu Peri, "jadi aku datang ke sini untuk mengabulkan tiga permintaanmu!" Wanita tua itu berpikir sejenak dan berkata, "Baiklah, aku ingin menjadi sangat kaya supaya bisa terus membantu fakir-miskin." "Puuuuuf ... !!!" Kursi goyangnyi berubah menjadi emas murni. Dengan gembira, dia segera menambahkan, "Dan saya ingin menjadi muda dan cantik, seperti seorang putri." "Uuuuups...!!!" Ia berubah menjadi gadis muda yang memukau, berseri-seri dan sangat cantiiiiik. "Dan apa permintaanmu yang ketiga?" tanya ibu peri. Saat itu, kucing milik wanita itu berjalan lewat, menggesek-gesekkan tubuhnya ke kakinyi. Dia menunduk dan berkata, "Bisakah kau mengubah kucingku menjadi pangeran yang tampan?" "Whooosh ... !!!!" Di hadapannya berdiri seorang pemuda, lebih gagah dari yang pernah dibayangkannya. Dia meraih tangannyi, dan dengan senyum menawan yang membuat jantungnyi berdebar kencang, mencondongkan tubuhnya seaya berbisik, "Aku yakin kau pasti menyesal telah mengebiri aku." -koJo.- P.S. Orang Tionghoa yang menceritakan kisah ini secara lisan di Jawa, sebaiknya jangan menggunakan tokoh "ibu peri". Ganti dengan tokoh lain. Karena orang Tionghoa tidak bisa mengucapkan "peri" dengan lafal "R".

djokoLodang

-o-- Seorang turis Jepang cantik sedang duduk di samping Joni saat bus-kota yang mereka tumpangi terhenti karena ada iring-iringan kampanye Pilkada. "Excuse me ...When will you have election?" - tapi dia tidak bisa mengucapkan lafal 'L". "Oooh... I usually have erection every morning," jawab Joni, kaget. "... But, for you, ... any time. ..." --koJo.-

Nimas Mumtazah

Alhamdulillah Pak djokoLodang. Ada juga cendekiawan dan revolusioner Iran Dr Ali Syari'ati. Satu quotenya yg lekat " jika kau mamou merasakan derita bararti kau hidup, jika kau bisa merasakan derita orang lain berarti kau manusia".

Nimas Mumtazah

Syi'ah... ingat Allahu Yarham Dr. Jalaluddin Rahmat. Diantara buku² beliau Ada satu buku lawas tapi terus baru di kepala . Dahulukan Akhlak di atas Fiqih Terima kasih untuk terus berbagi ilmu Pak Mirza. Salam hormat

Mirza Mirwan

"Saya lupa. Di negara Islam Iran salat Jumat tidak wajib. Di seluruh ibukota hanya ada satu masjid yang mengadakan salat Jumat." Pak DI tidak menjelaskan siapa penjemput beliau: orang Indonesia atau orang Iran. Dalam aliran Islam Syiah, shalat Jumat bukannya tidak wajib. Itu wajib, karena ada perintahnya dalam al-Quran -- Quran orang Syiah dan Sunni sama, kok. Hanya saja, menurut fatwa ulama Syiah, hukumnya wajib takhyiri. Maksudnya, seorang mukallaf, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, boleh memilih untuk mengerjakan kewajiban itu atau tidak. Benarkah di Teheran (ibukota Iran) hanya ada satu masjid yang menyelenggarakan shalat Jumat? Ah, tidak. Satu masjid yang dimaksud Pak DI mungkin Masjid Bazar Central. Padahal selain itu ada Masjid Grand Mosalla, Masjid Emma, Masjid Mirza, dan beberapa lagi. Di seluruh Iran ada 47.000-an masjid. Dari jumlah itu 10.300-an di antaranya masjid Sunni. Jumat 4 Oktober 2024 yang lalu shalat Jumat di Masjid Agung Mosalla malah diikuti ribuan orang, karena khatibnya Ayatullah Imam Khameini, pemimpin tertinggi Iran.

Jokosp Sp

Manusia dan konflik. Manusia ditakdirkan suka berkonflik. Pendapat baik saja harus diperdebatkan mana yang lebih baik. Sepertinya manusia ini kurang kerjaan. Di organisasi perdamaian saja mencarikan solusi ya harus diperdebatkan. Jadi ingat "Idza aradta asshulka fastaidzatil arbi", ketika kamu soleh tapi tak punya kekuatan apa-apa, maka kamu tidak punya bergaining. Misal penjahatnya punya bom, maka kamu harus punya yang bisa mengimbangi bom itu. Hikmah dari konflik, penduduk dan yang diyakininya akhirnya bisa berkembang ke mana-mana. Yang China bisa sampai Indonesia, begitu juga yang Indonesia bisa ke China. Yang lebih baik itu kalau bukan dari konflik, jadi sesama negara jadi damai. Tapi dalam fiqih itu bisa lucu juga bisa bikin jorok, tapi mau tidak mau kita harus setuju. Menurut fiqih kamu punya istri cantik, kalau istri kamu tidak mau kamu gauli maka kamu tidak wajib memberi nafkah. Tapi sebaliknya jika kamu tidak bisa memberi kewajiban nafkahnya, maka istri berhak menolak untuk digauli. Jadi bagi yang kere-kere memang tidak punya hak untuk dapat istri/ suami dan hak ngeloni. Wkwkwkwkwk....... Tapi bagi yang sudah mampu dan punya muka ganteng atau cantik, kenapa harus membujang?. Maka dari itu, meski hidup ini memang ribet dan kerap ribut, tapi ya dinikmati saja. Wallahu a'lam bishawab.

Jokosp Sp

Hulu Sungai Utara vs Alabio. Di Banua sini, kenapa ucapan 'r" tidak bisa diucapkan oleh orang Hulu Sungai Utara (HSU)?, itu pertanyaan orang Alabio (ALB). HSU : karena dulu saat malaikat mengajari hafalan tulisan baru sampai di "Q" terjadi hujan lebat, jadi "r" nya larut ke sungai. Gantian si HSU gag mau kalah, gantian nanya : kenapa orang Alabio kok pada pintar berdagang dan ada di mana-mana?. ALB : ya karena kami orang Alabio pekerja keras dan berani merantau seperti orang Padang, Tegal, Solo, dan Lamongan. Apa kata HSU : bukan itu kenapa orang Alabio pinta... (diucapkan r nya hilang). Yang jelas karena air yang diminum berasal dari Hulu Sungai Utara. Di sungai itu di pinggir sungainya itu banyak jamban untuk mandi, cuci, kakus. Jadi air yang kamu minum itu banyak vitamin dari jamban itu. ALB : sialan....dasar "r" larut. wkwkwkwkwk.......

djokoLodang

-o-- Bu Guru SMA sedang mengajarkan tata krama yang baik. "Doni, jika kamu sedang berkencan makan malam, bagaimana kamu mengatakan bahwa kamu harus pergi ke toilet?" Doni: "Sebentar, aku harus buang air kecil." Guru: "Itu kurang sopan. Bagaimana denganmu Dono, bagaimana kamu akan mengatakannya?" Dono: "Maaf, tetapi aku benar-benar harus pergi ke toilet. Aku akan segera kembali." Guru: "Itu lebih baik, tetapi tetap saja kurang enak untuk menyebut toilet saat sedang menikmati makan malam. Sekarang giliran kamu, Joni-bengal, bisakah kamu sekali ini menunjukkan tata kramamu dengan baik?" Joni: "Baiklah, bu Guru, ... ... Saya akan berkata: "Sayang, bolehkah aku pergi sebentar? Aku harus berjabatan tangan dengan teman-baikku. Kalau tidak keberatan, akan kuperkenalkan temanku itu padamu setelah makan malam nanti.'" --koJo.-

heru santoso

Saya pernah jumatan di masjid agung Hangzhou. 4 kali berturut-turut. Lokasi masjidnya sangat prestisius di perempatan jalan utama. Berdiri diatas lahan hampir satu hektar. Lima lantai, dengan kapasitas 5000 jamaah. Dibangun pemerintah China dengan anggaran 17 juta Yuan, 7 tahun lalu. Mungkin ada yg tanya kok mahal? Spec nya bangunana dan interior nya sangat mewah. Dari awal masuk menuju tempat wudhu saya terperangah dengan kemewahan penataan detail interior, lighting, anggrek diatas luxury table. Lantai 1 itu sebetulnya khusus tempat wudhu. Namun serasa di lobby hotel bintang lima. Warung halal mudah dicari walau tidak semua wanita penyaji makanannya berjilbab. Tidak semua penyaji warung halal adalah muslim. Pernah sekali makan di kantin halal di kampus JZUT. Kantin halal itu terpisah satu bidang tersendiri. Masih di satu gedung kantin mahasiswa. Penyajinya tidak ada yg berjilbab. Thanks to ITCC yg menginspirasi dan membantu administrasi hingga anak saya kuliah gratis di JZUT. (Paragrap ini bantu iklan yayasan yg didirikan Pak DI.....supaya komen ini dipilih )

Jimmy Marta

Tidak semua huruf itu hidup dan tidak semua nya mati. Hidup dan mati harus dikombinasi agar bisa berbunyi. Indonesia punya cerita. Nun tetangga sana, Mercy dan Jon ada cerita beda. Kasih nama dua orang anaknya tak peduli kaedah2 hidup mati. - Djykinyll Rysym - Pzxydnn Yzzr

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

JADI INGAT SAAT PERTAMA BELAJAR MEMBACA.. "Tiga bocah bumiputra berkumpul untuk belajar membaca dengan buku sebagai alat untuk menghindari kebodohan". "Buku berjudul: GELIS PINTER MATJA. Buku itu disusun/dikarang oleh: A van Dijck dan R Wiignjadisastra. Penerbit: JB Wolters, Groningen-Batavia. Tebal 40 halaman". "Buku-buku yang mulai diterbitkan di awal abad XX, membuat Indonesia menjadi negeri buku. Bacaan yang memintarkan ini menjadi sarana bagi bocah Jawa untuk mengubah nasib". "Di halaman 9, mereka membaca: mar-ni ka-ro par-ti ra-na/ a-na ka-na te-toe-koe/ mar-ni toe-koe ro-ti lo-ro/ toe-koe ko-pi sa-ka-ti/ toe-koe na-nas pa-pat/ par-ti toe-koe mo-ri/ toe-koe ma-lam nem ka-ti/ a-koe ti-tip pe-lem/ tar-ti ti-tip pe-te. "Sejak awal abad XX, penerbitan buku berbahasa Jawa sudah lazim menggunakan aksara Latin. Bukan aksara Jawa. Konon, pilihan aksara itu adalah pilihan cerdas, saat itu. Tuk membawa para bocah srmakin maju dan mengenal "dunia". "Bocah Jawa “pinter” membaca bisa mengubah nasib. ### Tahun 1960, saat saya belajar membaca pertama kali juga masih pakai buku itu lho.. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa baca dan berkomentar di Disway.. (Lha kok saat saya menuliskan kalimat terakhir di atas, saya sambil mbrebes mili).

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

INI BUDI. INI IBU BUDI. Buku Gelis Pinter Matja karya A Van Dijk dan Wignyadisastra bertahan dari awal abad 20 sampai tahun1970an. Kemudian muncul jaman pelajaran membaca, sekaligus Bahasa Indonesia, yang dipakai secara nasional, dengan kalimat pertama yang legendaris: "Ini Budi. "Ini ibu Budi." Kalimat itu tertulis di buku pelajaran bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD), yang dikenal dengan: "Buku Cerdas Bahasa Indonesia". Buku ini diterbitkan pada era awal 1980-an oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Seri buku ini digunakan sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di sekolah dasar, mulai sekitar tahun 1980 dan digunakan selama beberapa dekade, terutama hingga tahun 1990-an. ### Dan menjadi ikon pembelajaran membaca dan menulis bagi anak-anak SD pada masanya.

TheOne

Halo Abah. Kembali saya memberi abah bahan pertimbangan. apakah abah tau ayat tetang jilbab? Al Ahzab 59. Bacalah azbabun nuzulnya. disana, pada malam hari, setelah membuang hajat, istri nabi diganggu karena tidak dikenali. karena itulah turun ayat bahwa setiap wanita harus berjilbab. agar dikenali sebagai muslimah dan tidak diganggu. tentu saya tidak menjelaskan apa arti diganggu ini. wanita diganggu para pria. tentu semua sudah mengerti. pertanyaannya. kenapa wanita dibedakan antara yang muslimah dan memakai jilbab, dan yang non muslimah dan tidak berjilbab? kenapa yang tidak berlilbab boleh diganggu?? saodah adalah satu satunya muslimah mungkin yang diijinkan tidak berjilbab. karena sangat gemuk, sehingga dikenali semua orang sebagai muslimah walau tidak berjilbab. bagaimana perasaan wanita non muslimah saat mereka tau bahwa dibalik jilbab ada sebuah diskriminasi atau kalau tidak dikatakan sebagai bentuk "pelecehan" karena mereka boleh diganggu? sekali lagi menurut al ahzab 59, jilbab hanyalah tanda wanita dikenali sebagai muslimah, dan tidak boleh diganggu. tidak diganggu hanya karena muslimah. lalu siapa pria yg mengganggu yang non muslimah? pasti banyak hal yang abah tidak tahu.

Leong Putu

Sesakit sakitnya sakit hati, tetap jauh lebih enak daripada sakit gigi. Sakit gigi itu sembarang gak penak, mangan gorengan gak penak, ngombe kopi gak nikmat. Sakit hati? Makan gorengan enak, ngopi pun nikmat. Malah bisa ngopi sambil nunggu jatah mentri.

Muh Nursalim

Islam lebih dahulu sampai ke cina daripada ke nusantara. Bahkan seorang sahabat nabi bernama saad bin Abi Qaqash makamnya ada di sana. Itu artinya dakwah sudah digencarkan ke negeri tersebut semenjak para sahabat nabi masih hidup. Atau bahkan mungkin sejak nabi Muhammad masih hidup. Ini dibuktikan dengan adanya hadis "uthlubul ilma walau bi shin". Carilah ilmu meski sampai ke Cina. Itu berarti nabi tahu kalau ada wilayah yang bernama Cina dan tahu atas kemajuan ilmunya, sehingga memerintahkan sahabat untuk ke sana. Saya punya anak dari pesantren. Bagaimana caranya agar bisa dapat beasiswa kuliah di sana ?

Rihlatul Ulfa

Sambil menyilangkan kaki, cerutu itu dihimpit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Baranya sudah mulai terasa mencoba menggigit kulit. Seketika dijatuhkan dan diinjak berkali-kali. Terdengar suara dikupingnya sambil berbisik 'apa harus dibuka sekarang tuan?' Seketika ia tertawa terkekeh-kekeh mengatakan 'sesuatu yang selalu ditunda bisa berarti lebih baik, mempermalukan seseorang saat sudah mencapai puncaknya lebih membuatnya mudah gemetar. Ia terus berpesta, sesekali mencubit bokong perempuan bertopeng 'pemengaruh media sosial' Ia lebih sering mengganti tombol remote, menemui beberapa konglo. Mengoyak wine dan mendentingkannya ke udara bersama-sama. Tubuh gempal pendek hitam itu berbisik lagi 'apakah harus seperti kasus sebelumnya?' Memperlihatkan bahwa seseorang sangat tersiksa dan kahalayak ramai bertepuk tangan riuh. Walau ujung-ujungnya persetan itu mencicipi lagi surganya.

Fauzan Samsuri

Alwi : memperkenalkan Indonesia di Tiongkok Novi : memperkenalkan Tiongkok di Indonesia Abah DI : memperkenalkan Alwi dan Novi

Liáng - βιολί ζήτα

iseng-iseng saja. Just "Looking back again" before You say "Farewell to the end station". Lagu tentang percintrongan berbahasa Chinese : "再回首 (zàihuíshǒu) yang berarti Looking back again" dan juga lagu percintrongan berbahasa Korea : "이별의 종착역 (ibyeol-uijongchag-yeog) yang artinya Farewell to the end station" - bagi saya pribadi bisa di-interpretasi-kan lebih luas. Jikalau di-ibarat-kan "stasiun" itu sebagai tempat pemberhentian sementara (sebagai jabatan) untuk perjalanan karir politik seseorang, rasa-rasanya relevan juga. Berapa jauh "perjalanan" yang sudah Anda tempuh ?? Dan berapa banyak "stasiun" yang sudah Anda singgahi ?? "Stasiun Perjalanan" Anda begitu mempesona..... Walikota, Gubernur, Presiden..... [1/2]

Kang Sabarikhlas

Sejak pagi bantu teman punya hajat, saya kebagian awasi pemasangan terop+kwade dan instalasi kelistrikan. Siang baru baca CHD, ternyata dah rame dikomen!... Lha wong ada hal berjilbab dan tanpa jilbab ditambah lagi 'jumatan' ndak wajib di Iran?. anu,...Abah koq mengaduk-aduk perasaan perusuh, emang kita ini kopi sachetan?...duh. Tiba² ada vicall, nampak wajah cak Dadi'ndukun pijet.."Kang, sampean kalau ada camp perusuh CHD ikut saja, enak lumayan dapat bekal, itu berita di Hambalang dapat bekal". "Haduh..Cak Di, itu bukan bekal tapi pembekalan alias nasehat²”. "Loh? jadi sampean ndak ikut lagi?" "Ndak cak Di, saya repot..eh anu.. saya 'benci' pak bos deh". duh..koq gething aku. (se-kali² anak soleh kw sok pinter)

 

BACA EPAPER HARIAN DISWAY

SERUNYA KOMPETISI BASKET PELAJAR DBL

Kategori :