SPANYOL, DISWAY.ID - Carlo Ancelotti telah mengungkap tentang 'dosa besar' yang pernah dibuatnya selama berkarier di Real Madrid.
Pria berusia 65 tahun itu kini menjalani tugas keduanya sebagai pelatih kepala Los Blancos setelah meninggalkan klub pada Mei 2015 sebelum kembali ke Santiago Bernabeu pada 2021.
Selama waktunya di Madrid, Ancelotti telah membimbing klub tersebut meraih 14 trofi, termasuk dua gelar La Liga Spanyol dan tiga Liga Champions.
Namun, Ancelotti telah mengungkapkan bahwa perselisihan mengenai gajinya mengakhiri harapannya untuk mendapatkan kontrak baru dengan Madrid pada 2014.
BACA JUGA:Carlo Ancelotti di Bawah Tekanan, Real Madrid Hampir Capai Kesepakatan dengan Xabi Alonso
"Tidak mungkin untuk hanya membuat keputusan yang baik dalam tiga puluh tahun. Misalnya, saya mengalami masa-masa buruk di Madrid, setelah tahun pertama saya. Saya hampir saja memperpanjang kontrak saya, klub ingin mempertahankan saya, tetapi saya terlalu memaksakan diri terkait gaji saya dan mereka berhenti," ujar Ancelotti dalam sebuah wawancara dengan France Football.
"Itu adalah kesalahan, yang terburuk yang bisa saya lakukan. Namun, hal itu membuat saya belajar," sambungnya.
Ancelotti juga ditanya pemain mana yang memiliki dampak terbesar padanya selama karier manajerialnya.
"Paolo Maldini. Ia adalah pemain istimewa bagi saya,’ kata Ancelotti. Ia pernah menjadi rekan setim saya, ia menjadi kapten saya. Dan ia banyak membantu saya di Milan. Kami benar-benar memiliki hubungan yang kuat dan fantastis," tandasnya.
BACA JUGA:Revolusi Real Madrid, Xabi Alonso Tendang Carlo Ancelotti Akhir Musim 2025/2026
"Ibrahimovic, tentu saja, dengan karakternya yang kuat, kepribadiannya yang hebat. Umumnya, pemain yang paling penting adalah yang paling mudah dihadapi. Mereka mungkin memiliki ego yang besar, tetapi itu bisa menjadi motivasi mereka. Tidak masalah untuk memiliki ego yang besar jika Anda membuktikan diri di lapangan dan berperilaku baik. Rekan setim akan mengikuti dan membantu," sambung Don Carlo.
Bagi Carlo Ancelotti, tim Real Madrid pada musim lalu adalah yang paling mudah dilatih karena ego rendah di ruang ganti.
Para pemain veteran seperti Modric, Kroos, Carvajal, dan Nacho disebut tidak memiliki ego. Mereka menjadi contoh bagi semua orang yang melihatnya.
"Dari sudut pandang hubungan, itu hebat. Tidak ada pemain yang mengeluh karena tidak bermain. Itu seperti mimpi." tutup pelatih berkebangsaan Italia itu.