Karena itu, untuk menghindari pelanggaran Perjanjian INF secara terbuka dan transaparan selama sepengujian pra tahun 2019.
Rusia kini sudah mengarahkan RS-26 supaya tak melesat dan lewati ambang batas perjanjian 3.400 mil, walau desain rudal lebih condong ke jarak menengah dibanding jarak antar benua.
Sementara itu, melalui serangan terbaru pemerintah Presiden Vladimir Putin membalas penggunaan senjata canggih Inggris, yakni Storm Shadow serta senjata canggih AS, ATACMS.
Diketahui, Rusia sudah memberi izin kepada Inggris dan AS yang merupakan eskalasi perang besar yang bisa mengarah ke perang dunia ke-3.
Penampakan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia yang Hebohkan Warga Ukraina
Rusia menembakkan rudal Hipersonik Oreshnik ke kota Dnipro Ukraina sebagai peringatan kepada negara barat.
Bahkan, Vladimir Putin juga telah memberi pesan sederhana kepada Barat melalui Ukraina, " mundurlah, dan jika tidak, Rusia berhak menyerang fasilitas militer AS dan Inggris."
Rusia Pamer Rudal Hipersonik Oreshnik-Tangkapan Layar X-
Putin juga mengatakan bahwa Moskow akan melaksanakan lebih banyak uji coba rudal balistik hipersonik Oreshnik dalam kondisi tempur, sehari setelah menembakkan satu rudal ke Ukraina.
Menurut Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán, yang secara luas dipandang memiliki hubungan paling hangat dengan Kremlin di Uni Eropa, menggaungkan pokok bahasan Moskow, yang menyatakan penggunaan senjata yang dipasok AS di Ukraina kemungkinan memerlukan keterlibatan langsung Amerika.
"Ini adalah roket yang ditembakkan dan kemudian diarahkan ke sasaran melalui sistem elektronik, yang membutuhkan teknologi dan kemampuan komunikasi satelit tercanggih di dunia," kata Orbán di radio pemerintah.
Orbán memperingatkan agar tidak meremehkan tanggapan Rusia, dan menekankan bahwa modifikasi terkini negara itu terhadap doktrin penyebaran nuklirnya tidak boleh dianggap sebagai "gertakan.
"Itu bukan tipuan, pasti ada konsekuensinya," katanya.