JAKARTA, DISWAY.ID - Pasar tiket pesawat di Indonesia kini menjadi perhatian publik dengan semakin dekatnya musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Pasalnya, harga tiket pesawat disinyalir akan melambung tinggi pada periode tersebut.
Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menengarai struktur pasar bersifat oligopoli yakni hanya beberapa maskapai besar yang mendominasi.
BACA JUGA:Perekonomian Lesu, Maskapai Penerbangan Global Mulai Kurangi Rute Penerbangan ke China
Kondisi demikian semakin kompleks, sehingga akan memberikan maskapai kekuatan besar dalam menentukan harga tiket.
"Dua grup besar, yaitu Lion Air Group dan Garuda Group, mendominasi hampir seluruh penerbangan domestik. Lion Air Group, yang mencakup Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Super Air Jet, menguasai sekitar 62 persen pangsa pasar. Sementara itu, Garuda Group, dengan Garuda Indonesia dan Citilink, memiliki pangsa pasar sekitar 27 persen," ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Kamis 28 November 2024.
Hasilnya, Achmad melanjutkan, konsumen memiliki pilihan yang terbatas, terutama pada periode-periode puncak seperti liburan panjang.
Selain itu, maskapai cenderung memanfaatkan peningkatan permintaan untuk menaikkan harga tiket, sementara masyarakat tidak memiliki banyak alternatif.
BACA JUGA:Belasan iPhone 16 Hasil Jastip dari Singapura Dimusnahkan di Bandara Soetta
"Hal ini diperburuk oleh keterbatasan kapasitas di bandara tertentu, yang semakin memperkuat posisi tawar maskapai besar," pungkas Achmad.
Untuk menciptakan pasar tiket pesawat yang lebih kompetitif dan mendekati persaingan sempurna, Achmad menilai kalau Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah jangka panjang.
Salah satu langkah penting adalah membuka akses pasar bagi pemain baru. Dengan adanya lebih banyak maskapai yang bersaing, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan, dan harga tiket dapat menjadi lebih kompetitif. Selain itu, pengawasan terhadap praktik anti-kolusi harus diperkuat. Dalam pasar oligopoli, ada risiko besar terjadinya kolusi harga antara pemain utama.
"Otoritas persaingan usaha, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), perlu lebih aktif dalam memantau dan mencegah praktik semacam ini. Investasi dalam infrastruktur bandara juga dapat membantu menciptakan pasar yang lebih sehat," jelas Achmad.
Saat ini, banyak daerah terpencil yang belum terlayani dengan baik oleh penerbangan komersial. Dengan memperluas jaringan bandara dan mendorong maskapai untuk melayani rute-rute baru, dominasi maskapai besar pada rute-rute utama dapat dikurangi.