Peredaran Uang Kartal Diperkirakan Capai Rp138 Triliun pada Momen Nataru

Minggu 15-12-2024,14:16 WIB
Reporter : Sabrina Hutajulu
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Bank Indonesia (BI) memperkirakan peredaran uang kartal selama momen Natal dan Tahun Baru akan tumbuh sebesar 6 persen, mencapai Rp138,19 triliun.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, angka ini meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang tercatat Rp130,37 triliun.

BACA JUGA:Buruan! Sisa Tiket KA Libur Nataru Makin Menipis, Cek Rute Kereta Tambahan di Sini

Namun, pertumbuhan tahun ini lebih rendah dibandingkan kenaikan 11 persen pada periode yang sama tahun lalu.

"Beberapa faktor memengaruhi perlambatan pertumbuhan peredaran uang kartal ini," kata Bhima kepada Disway Minggu 15 Desember 2024.

BACA JUGA:51 Lokasi SPKLU saat Libur Nataru 2024/2025, Tersebar di Tol Jagorawi, Cipularang, hingga Batang-Semarang

"Salah satunya adalah pelemahan daya beli masyarakat, terutama dari kelompok menengah," tuturnya.

Selain itu kata Bhima, meskipun terdapat penurunan harga tiket pesawat baru-baru ini, dampaknya terhadap minat berwisata terbilang kurang signifikan.

BACA JUGA:Pastikan Nataru Aman dan Lancar, Kemenhub Gandeng TNI untuk Keamanan dan Ketertiban

"Sebagian besar masyarakat sudah memesan tiket 1-3 bulan sebelum pengumuman penurunan tarif," tambahnya.

Faktor lain yang turut memengaruhi konsumsi masyarakat adalah antisipasi kenaikan harga barang dan jasa awal tahun depan.

BACA JUGA:ASDP Dukung Simulasi Kesiapan Nataru: Pastikan Kelancaran Layanan Penyeberangan Merak-Bakauheni

Hal ini dipicu oleh beberapa kebijakan pemerintah, seperti peningkatan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, serta implementasi program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

“Kondisi ini mengubah perilaku belanja masyarakat, khususnya untuk barang sekunder dan tersier, termasuk sektor jasa seperti liburan,” tambahnya.

"Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2024 pun diprediksi melambat akibat tren ini," tandasnya.

Kategori :