BACA JUGA:4 Zodiak Ini Dijuluki Ibu Terbaik di Dunia, Hatinya Sabar dan Bijaksana
3. Prancis
Dipercaya bahwa Napoleon Bonaparte mengusulkan padanan Hari Ibu di Prancis, “La Fête des Mères,” pada tahun 1806 sebagai cara untuk mendorong para ibu agar memiliki lebih banyak anak.
Namun, hari libur tersebut tidak dirayakan secara populer hingga tahun 1890, dan tidak diakui secara resmi oleh pemerintah hingga tahun 1920 ketika pemerintah mulai memberikan penghargaan kepada wanita yang "berhasil membesarkan beberapa anak."
Tentara Amerika yang ditempatkan di Prancis selama Perang Dunia I membantu membawa banyak tradisi Hari Ibu dari Amerika Serikat—seperti bunga, kartu, dan hadiah—ke negara Eropa tersebut, yang merayakan hari liburnya pada hari Minggu terakhir di bulan Mei atau hari Minggu pertama di bulan Juni. Prancis sering merayakan hari libur tersebut dengan hidangan mewah, dan restoran-restoran dipesan beberapa minggu sebelumnya.
BACA JUGA:Promo Superindo Hari Ini Terbaru 22 Desember 2024 Spesial Hari Ibu 2024, Detergen Mulai Rp12 Ribuan
4. Indonesia
Sementara sebagian besar negara merayakan Hari Ibu di musim semi, perayaan nasional Indonesia jatuh pada tanggal 22 Desember.
Keunikan hari libur ini dapat dikaitkan dengan Kongres Perempuan Indonesia pertama, yang diadakan pada tanggal tersebut pada tahun 1928.
Awalnya, hari libur ini memperingati gerakan perempuan, tetapi akhirnya, pada akhir tahun 60-an, negara ini mengalihkan fokus acara tersebut untuk merayakan para ibu saja.
Negara Asia ini memiliki sejumlah tradisi unik seputar perayaan mereka, termasuk mencuci kaki ibu dan berpartisipasi dalam sejumlah perlombaan, dari memasak hingga mengenakan kebaya.
Sering kali, anak-anak menjadi peserta sementara ibu menjadi juri, tetapi terkadang kedua belah pihak akan terlibat dalam permainan.
BACA JUGA:50 Link Twibbon Hari Ibu 2024 Gratis Lengkap Ucapan, Yuk Pasang untuk Ungkap Kasih Sayang
5. Jerman
Jerman pertama kali secara resmi merayakan Hari Ibu, atau “Muttertag,” pada tahun 1922, meskipun asal usul hari libur tersebut dapat ditelusuri kembali ke festival musim semi Abad Pertengahan yang merayakan kelahiran dan kehidupan baru yang dibawa musim tersebut.
Berabad-abad setelah festival awal tersebut, selama tahun-tahun pemerintahan Nazi di negara tersebut, pemerintah menggunakan Hari Ibu sebagai kesempatan untuk memberikan medali perunggu, perak, dan emas Mutterkreuz kepada ibu yang melahirkan empat, enam, atau delapan anak.
Dipercaya bahwa dalam enam tahun, penghargaan ini diberikan—antara tahun 1938 dan 1944—hampir 4,7 juta ibu Jerman menerima medali.
Saat ini, hari Minggu kedua di bulan Mei tidak lagi bermuatan politik, dan keluarga merayakannya dengan cara yang lebih khas Barat, dengan memberikan hadiah, bunga, dan kartu untuk ibu mereka.
BACA JUGA:Mars Hari Ibu: Lirik Lagu dan Maknanya yang Bisa Dinyanyikan Pada 22 Desember