Kala itu, ia sempat menjadi kontributor majalan bawah tanah independen sebagai ilustrator sampul.
Tak lama, Yos menyandang gelar PhD bidang Sosiologi Kebudayaan dari Southern James Cook University, North Queensland, Australia dan pernah juga tinggal di sana lebih dari 25 tahun.
Selain dikenal sebagai seniman lukisan, Yos Suprapto juga dikenal karena ahli dalam pertanian yang meneliti kandungan mineral selama lebih dari 10 tahun serta memahami penerapan teknologi pertanian.
Adapun, keahliannya ini dituangkan dalam tulisan buku bersama dengan penulis lainnya yang berjudul Aplikasi Pupuk Kandang yang Ramah Lingkungan dalam Perspektif Budaya (2022).
Rekam Jejak Yos Suprapto
Seniman asal Yogyakarta ini sudah berpuluh kali menggelar pameran tunggal di setiap daerah.
Dalam setiap karyanya itu, Yos menghadirkan banyak tema mengenai isu sosial, budaya sampai politik. Berikut adalah daftar pameran yang pernah digelar oleh Yos Suprapto, di antaranya:
- Pameran 'Bersatu dengan Alam' (1994): Pameran tunggal Yos untuk pertama kalinya sebagai seniman di Taman Ismail Marzuki.
- Pameran 'Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa (2001): Pameran tunggal di Galeri Nasional Indonesia.
- Pameran 'Republik Udang' (2005): Pameran tunggal di Tembi Gallery, Yogyakarta.
- Pameran 'Arus Balik Cakrawala' (2017): Pameran tunggal di Galeri Nasional Indonesia.
- (BATAL) Pameran 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' (2024): Pameran tunggal di Galeri Nasional Indonesia
Pameran Yos Suprapto Dibatalkan
Pelukis senior Yos Suprapto dan karyanya--Istimewa
Sebelumnya, diketahui bahwa pameran tunggal Yos Suprapto terbaru yang bertajuk 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' ini seharusnya akan berlangsung pada 20 Desember 2024 lalu.
Namun, pameran ini dibatalkan karena adanya ketidaksepahaman narasi dan tema pameran antara Yos dengan kurator serta pihak Galeri Nasional Indonesia.
Pihak kurator meminta agar 5 lukisan Yos Suprapto diturunkan dan tidak boleh ditampilkan dalam pameran tersebut.
Tetapi, Yos merasa keberatan dengan permintaan tersebut dan akhirnya memutuskan untuk tidak bersepakat dengan pihak kurator dan pameran dibatalkan.
Selain itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut adanya konten vulgar dan SARA yang membuat lukisan-lukisan Yos tak bisa tampil di galeri tersebut.
Padahal, Yos menegaskan bahwa karya-karyanya, baik lukisan maupun instalasi, yang ada pada pameran ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pameran ini juga merupakan hasil dari penelitian ilmiahnya tentang tanah dari seluruh penjuru Tanah Air yang dilakukannya sejak 15 tahun silam.