Motta mengakui bahwa ia memberi para pemainnya "banyak kebebasan" dalam hal gerakan menyerang.
Pertandingan melawan Verona menjadi contoh nyata: meski menghadapi pertahanan yang rapat, Juventus tetap sabar mengoper bola, menunggu peluang.
Akan tetapi, terkadang umpan Nyonya Tua 'tidak berarti'.
Ini adalah area yang perlu ditingkatkan, karena keseimbangan antara organisasi dan kebebasan tidak mudah dicapai, terutama melawan lawan yang memainkan pertahanan serangan balik yang tajam.
Pada akhirnya, kepercayaan Motta kepada Teun Koopmeiners menjadi kunci untuk melengkapi kemenangan.
Meskipun dicemooh oleh beberapa penggemar ketika ia masuk dari bangku cadangan, Koopmeiners merespons dengan mengubah skor menjadi 2-0 lewat penyelesaian jarak dekat yang sangat baik.
Ia pun tak ragu membela anak didiknya itu dengan menegaskan bahwa dirinya merupakan "pemain penting" dengan kemampuan bermain yang beragam, mulai dari gelandang bertahan, nomor 10, hingga pemain sayap.
BACA JUGA:Impian Kolo Muani di Juventus Samai Rekor Roberto Baggio, Mesin Gol Nyonya Tua Pinjaman dari PSG
BACA JUGA:Revolusi AC Milan Tuntaskan 7 Transfer Pemain, Rossoneri Resmi Dapatkan Joao Felix dari Chelsea
Keputusan untuk memainkan Koopmeiners di sayap kanan dalam pertandingan ini membuahkan hasil, membantunya mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan membuktikan kemampuannya.
Singkatnya, rumus bagi Juventus untuk mengalahkan Verona terletak pada tiga faktor: kesabaran untuk mendobrak pertahanan lawan, kreativitas dalam menyerang, dan kepercayaan pada individu-individu kunci seperti Koopmeiners.
Meski masih ada keterbatasan yang perlu diatasi, kemenangan ini menunjukkan bahwa Juventus di bawah Thiago Motta secara bertahap membentuk gayanya sendiri.
Motta dan murid-muridnya jelas berada di jalur yang benar, tetapi perlombaan Scudetto ke depan masih sangat panjang dan penuh tantangan.
Thiago Motta mengakui Juventus seharusnya mengambil peluang yang lebih baik di babak pertama untuk memecah kebuntuan lebih awal.